SimadaNews.com – Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara, saat ini telah mencapai Level I PPKM. Kondisi tersebut tercapai berkat beberapa indikator yang telah dipenuhi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Wahid Khusairy menyampaikan kondisi tersebut pada press releasenya di Kantor Dinkes Limapuluh, Selasa (16/11/2021).
Disebut Wahid, saat ini Kabupaten Batubara dalam fase peningkatan kwalitas vaksinasi.
“Untuk mencapai dosis 1 dan 2 seimbang, Pemkab menyasar anak anak remaja dan pelajar usia 12 ke atas (sudah 85%). Masih ada 5.000 lagi sesuai target Bupati. Karena itu pada minggu depan pihaknya memprioritaskan anak-anak pelajar, siswa yang belum ikut vaksin tahap 1 dan tahap 2 termasuk orangtua siswa. Orangtua siswa juga wajib ikut vaksinasi,” kata Wahid.
TIDAK BOLEH IKUT PTM
Ada pun sanksi yang akan diberikan bila pelajar dan orangtuanya tidak ikut vaksin, minimal dosis 1 maka pelajar bersangkutan tidak boleh ikut pembelajaran tatap muka (PTM).
“Hari ini surat himbauannya sudah ditandatangani Bupati. Seluruh pelajar yang divaksin, orangtuanya harus ikut juga divaksin,” katanya.
Dengan tercapainya 100% target vaksinasi terhadap pelajar dan ikutsertanya orangtua pelajar divaksin, Wahid optimis vaksinasi Covid-19 akhir tahun 2021 sudah tercapai.
Wahid mengungkapkan capaian vaksinasi idealnya hingga tahun ini, 70% dengan lansia mencapai 60%. Saat ini capaian vaksinasi sudah 63% dan Lansia 61%.
“Tinggal 7% lagi menuju target 70% penduduk divaksin,” kata Wahid.
KRITERIA LEVEL 1
Terkait perkembangan terbaru dan penanganan Covid-19, dijelaskan Wahid, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 56 tahun 2021 bahwa Kabupaten Batubara dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berada pada Level 1.
Ada pun kriteria level situasi pandemi berdasarkan assesment Dinas Kesehatan Kabupaten Batubara dari 17 Oktober 2021 sampai dengan 14 November 2021, berdasarkan 4 kriteria.
Kriteria pertama adalah tingkat transmisi komunitas. Penyebaran Covid tingkat 1 hingga 4. Pada tingkat kesatu bersifat impor, kedua kluster, tingkat ketiga tidak menentu dan tingkat keempat ramai, menyebar.
“Pada level transmisi sejak 31 Oktober sampai 14 November 2021 tidak ada kasus, yaitu tidak ada kasus baru yang terdeteksi dengan adanya sistem pengawasan yang kuat, risiko infeksi hampir nol (tidak ada) untuk populasi umum,” kata Wahid.
Kriteria kedua adalah kapasitas respon. Ini terlihat dari 3 kondisi yakni testing memadai (31 orang per hari dilakukan testing); tracing memadai (>14) ; treatment memadai (<60%).
“Kesimpulan analisa data untuk kapasitas respon, yaitu: memadai karena dari ke-3 kriteria tersebut sudah memenuhi standar,” kata Wahid.
Pada kriteria ketiga adalah Level Situasi. Kabupaten Batubara terhitung dari 9 November 2021 sampai 22 November 2021 berada pada level 1, yaitu situasi di mana penularan tidak terjadi, mencegah penularan atau kasus sudah ada, epidemi masih dapat dikendalikan melalui tindakan yang efektif.
Sedangkan kriteria keempat adalah sekitar kasus atau kluster kasus. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sistematis strategis cepat tepat fokus dan terpadu untuk mengendalikan penyebaran corona virus disease 2019 (Covid-19) dengan memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat secara tepat dan terukur serta mengaktifkan posko-posko satgas sampai di tingkat desa dan kelurahan.
PERAN AKTIF MASYARAKAT
Dikatakan Wahid, untuk mempertahankan Level 1 diperlukan upaya kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial, harus diterapkan untuk membatasi jumlah interaksi di luar rumah dengan tetap memastikan layanan publik dapat tetap dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat dan percepatan pelaksanaan vaksinasi dengan target total sasaran divaksinasi minimal 70% dan target vaksinasi pada lansia minimal 60%.
Namun diakui Wahid, tanpa peran aktif masyarakat, capaian prestasi tersebut belum tentu berhasil.
“Karena itu kami harapkan peran aktif masyarakat dan pers, dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan berdisiplin tinggi menerapkan protokol kesehatan dalam aktifitas sehari-hari tanpa dukungan masyarakat tidak akan bisa berhasil,” harap Kadis Kesehatan.
Diakui Kadis Kesehatan, apa pun regulasi yang akan diterapkan pemerintah tidak akan berjalan baik, tanpa adanya dukungan dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan.
“Mudah-mudahan sampai 2 minggu ini tidak ada lagi kasus positif. Bila tetap Level 1, keuntungan yang diperoleh adalah dinamika sosial lebih baik, ekonomi bisa dibuka, ruang gerak semakin lebih baik. Tetapi jangan sampai mengabaikan Prokes 5M,” kata Wahid. (Martua Nainggolan)