SimadaNews.com – Manajemen perusahaan yang menangani proyek pembangunan jembatan Balige By Pass Kabupaten Toba yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan terkesan menutupi informasi.
“Sebelum saya menjawab, kalian buat dulu surat pemberitahuan ke kantor kami, supaya kami tahu siapa yang datang, saya tidak berani menjelaskan apapun karena saya tidak kenal siapa kalian,” sebut salah satu pengawas lapangan bermarga Hutapea, saat dijumpai di salah satu warung tidak jauh dari lokasi pembangunan di Desa Hutagaol Peatalun, Balige, Kabupaten Toba, Selasa (20/10/2020).
Meski para awak media mencoba memperkenalkan diri dan bersedia menunjukkan kartu persnya, namun seakan tak perduli, Hutapea mengelak dan tidak mau menjawab pertanyaan dengan mempertontonkan sikap yang tidak kooperatif.
Proyek pembangunan jembatan Balige By Pass, diketahui bersumber dari dana APBN TA 2020 dan dikelola Kementerian PU PR Dirjen Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional – II Medan dengan nilai kontrak Rp32.101.351.532,43 dan dimenangkan PT Rekaya Semesta Utama.
Sebelumnya, di lokasi pembangunan jembatan, Pardamean Hutagaol mengaku sebagai humas perusahaan, menjelaskan progres pekerjaan yang dimulai sejak 24 Juni lalu hingga kini sudah mencapai 37 persen.
“Progres pekerjaan mencapai 37 persen untuk pembangunan 3 jembatan ditambah 1 box culvert. Pembangunan jembatan saat ini di Desa Hutagaol Peatalun, Aek bolon dan Soposurung, serta 1 box culvert itu di Hinalang,” terangnya seraya menyarankan agar para awak media yang menginginkan konfirmasi dapat menjumpai pengawas lapangan bermarga Hutapea.
Amatan lapangan, pihak rekanan kurang memperhatikan penerapan manajemen K3 terbukti dengan para pekerja yang pada umumnya tidak menggunakan helm dan sarung tangan serta tidak adanya rambu-rambu pembatas pada daerah rawan dan ketinggian. (Jaya)