SimadaNews.com – Korban tewas akibat gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) saat ini tercatat ada 43 orang. Korban paling banyak ada Kabupaten Mamuju.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan korban tewas di Mamuju ada 34 orang. Sembilan korban tewas lainnya ada di Kabupaten Majene. Dua wilayah di Sulbar ini jadi wilayah terparah akibat gempa bumi.
“Total semua (korban tewas) 43 orang,” kata Doni dalam rekaman video yang diterima, Sabtu (16/1) pagi.
Ia mengatakan ada 200 orang mengalami luka berat dan sedang. Data ini termasuk korban luka di Kabupaten Majene yang berjumlah 69 orang.
“Namun jumlah ini fluktuatif, ada yang mungkin mulai sembuh tapi ada juga yang baru dibawa ke rumah sakit,” kata
Doni juga menyatakan pihaknya telah mendapatkan sejumlah informasi terkait kebutuhan korban gempa di Mamuju dan Majene, mulai dari obat-obatan, perlengkapan operasi bagi korban yang terluka parah dan patah tulang, serta sejumlah vitamin.
Sebelumnya, gempa melanda Mamuju dan Majene selama dua hari berturut-turut. Gempa pertama terjadi pada Kamis 14 Januari sekitar pukul 14.30 Wita dengan magnitudo 5,9 dan beberapa provinsi tetangga dengan kekuatan 6,2 magnitudo pada Jumat 15 Jumat sekitar pukul 02.28 Wita.
Ketua Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa pertama di Mamuju dan Majene menimbulkan skala intensitas getaran sebesar V-VI MMI di Majene dan IV-V MMI di Mamuju. Sementara, gempa kedua menimbulkan skala intensitas sebesar V-VI di Majene dan Mamuju.
Getaran gempa terasa hingga beberapa daerah di Sulawesi, antara lain Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Palu, dan Mamasa dengan skala intensitas sebesar III – IV MMI.
“Artinya benda-benda terpelanting,” kata Dwikorita dalam konferensi pers yang digelar BMKG pada Jumat (15/01/2021). (***)