SimadaNews.com-Relawan AL JAMIN Nusantara atau Aliansi Jokowi Ma’ruf Amin Nusantara melalui Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan, AL-JAMIN, Immanuel Hutapea mengaku geram dengan tuduhan Calon Wakil Presiden (Wapres) Nomor Urut 02 Sandiaga Uno, Sabtu (19/1) tentang harga cabai yang tidak stabil di pasaran.
Sandiaga mengungkit aksi petani cabai di Demak yang buang cabai ke jalan karena harganya Rp7.000 per kilogram sebagai kegagalan pemerintah.
“Sandiaga Uno sebagai Cawapres, tidak mengerti masalah yang sebenarnya. Dia gagal paham. Padahal harga sebagai secara nasional itu stabil dan pemerintah sudah menyelesaikan masalah petani cabai di Demak itu,” tegas Immanuel di Jakarta, Minggu (20/1).
Immanuel pun menegaskan kegagalan pemahaman Sandia Uno juga yakni dengan menuduh adanya impor cabai yang menjadi penyebab melorotnya harga cabai petani. Padahal, jika bicara data BPS, sejak 2016 hingga sekarang tidak ada impor cabai segar.
“Kalau tidak percaya data ini, silahkan cek ke BPS. Dan kenyataanya, petani cabai Demak pun sudah mengakui, tuduhan impor cabai itu sebuah kekhilafan. Makanya petani minta maaf ke pemerintah,” ucapnya.
Selanjut kata Immanuel, menurunnya harga cabai petani Demak itu bukanlah karena impor. Akan tetapi karena keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi sehingga pasokan cabai melimpah.
Lantas kenapa pemerintah tidak stabilkan harga? Ini disebabkan petani tersebut tidak mengikuti anjuran dan program pemerintah untuk masuk dalam keanggotaan petani champion cabai sehingga cabainya tidak dipasarkan ke Pasar Lelang.
“Jadi jangan pakai kacamata kuda. Bisa hancur negara ini, kalau calon pemimpinnya hanya bisanya asal bicara dan memprovokasi generasi mileneal dengan isu menyesatkan,” kata Immanuel penuh kesal.
Upaya Pemerintah
Immanuel menyebutkan pemerintah telah dengan sigap merespon aspirasi petani cabai di Demak dengan solusi nyata. Petani telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk bermitra dengan Toko Tani Indonesia dan PT Indofood CBP sebagai wujud pengamanan harga panen.
Selain itu petani juga sepakat untuk menjual hasil produksi ke pasar lelang.
“Pasar lelang ini bukan pasar tradisonal. Ini pasar online melibatkan petani mileneal. Jangan dianggap pasar becek. Dengan pasar lelang, konsumen bisa beli online dan tahu perkembangan harga cabai,” jelasnya.
“Jadi mengkritik boleh, tapi jangan mengada-ada. Mengurus negara ini gampang terutama pangan. Mengurus DKI aja tidak tuntas, apalagi mau urus negara yang kompleksitas masalahnya,” pintanya. (noe/snc)