SimadaNews.com-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, optimis kehadiran Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, bakal memberikan efisiensi ongkos logistik.
Pelabuhan ini pun direncanakan bakal menjadi pelabuhan terbesar di wilayah barat Indonesia. Selain itu, rencananya Pelabuhan Kuala Tanjung bakal diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan ini.
“Sekarang sedang uji coba pemindahan dari Belawan. Pelabuhan ini bagus kedalamannya 17 meter, sementara kapal yang besar itu cukup dengan 16 meter kalau air sedang pasang bisa mencapai 21 meter. Ini demi efisiensi. Nanti kelapa sawit juga dikirim dari sini agar terpadu semua serta mengurangi kepadatan di Medan dari Belawan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (3/3).
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo telah melaporkan penurunan biayanya bisa sampai 35 hingga 55 persen.
“Selama ini kan direct call kita ke Singapura, transhipment nanti tidak perlu kita ke situ. Bagaimana kalau misalnya kita alihkan ke Jakarta, disitu kita buat fasilitas seperti di Singapura. Itu bisa mengurangi 35 persen dari biara kita. Malah ada beberapa item 55 persen yang berkurang. Agar lebih efisien, kompetitif,” jelas Luhut, sebagaimana dilansir dari webresmi maritim.go.id.
Kedaulatan maritim
Sebelumnya, Menko Luhut menghadiri “Forum The Next Generation Entrepreneurs” yang dilaksanakan di Politeknik Wilmar, Medan, Sunatera Utara.
Kepada para peserta ia memaparkan kondisi perekonomian Indonesia serta perkembangan pembangunan infrastruktur kemaritiman terkini.
“Kita ini ditakdirkan untuk untuk menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Kalau kita lihat di utara ini ada Samudera Pasifik, di selatan ini ada Samudera Hindia. Jadi kita harus bisa memanfaatkan kelebihan kita. Kita punya tiga ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang bertahun-tahun tidak diurus. Orang lewat di tempat kita, tidak bisa kita awasi. Orang ambil aja ikan disini, sekarang kami membuat program integrated fishing industry di daerah Natuna ini. Be kerja sama dengan AL, Bakamla, KKP,” papar Menko Luhut.
Dia menjelaskan pentingnya hal ini agar tidak ada yang mengklaim traditional fishing ground di ZEE Indonesia.
Menjawab pertanyaan seorang pelajar tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, Menko Luhut mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengintegrasikan dan mengharmonisasi peraturan demi efisiensi. Sehingga ia optimis pada tahun 2024 GDP Indonesia bisa berada pada USD 2 triliun dengan pertumbuhan sejuta 7 persen.
“Tahun 2024 mungkin bisa mencapai 8-9 pesen. Tadi ada pertanyaan kapan negara kita bisa disebut negara maju, kalau kita bisa maintain itu selama 10 hingga 20 tahun. Saat itulah kita akan keluar dari apa yang disebut sebagai middle income trap. Kalau kita sudah keluar dari middle income trap, tinggal satu langkah lagi kita akan jadi negara maju,” ujarnya menjawab pertanyaan peserta.
Dia menjelaskan indonesia masih butuh mungkin 20 hingga 30 tahun lagi untuk mencapai itu. Badan-badan ekonomi dunia sepertinya Bank Dunia, IMF, WEF, dll mengatakan Indonesia akan masuk ke empat besar ekonomi dunia pada tahun 2030 atau 2045.
“Itu zaman kalian semua. Mereka bilang karena Indonesia ini punya semua, tapi mereka bilang dengan satu kondisi Indonesia harus stabil,” pungkasnya. (maritimgo/rel/snc)