Di antaranya, Gapoktan Madiun Bersatu di Dusun Parit Madiun, Kecamtan Sei Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Petani sudah sangat menggantungkan kegiatan tanam pada mesin transplanter Jarwo 2:1. Biaya tanam padi secara manual dengan metode tanam Jarwo sebesar Rp1,8 juta per hektare dan dengan Jarwo Transplanter hanya Rp1,4 juta per hektare. Produktivitas padi dengan metode tanam Jarwo meningkat rata-rata dari 3,3 ton per hektare menjadi sekitar 4,7 ton per hektare.
“Begitu juga di Kabupaten Subang, ongkos tanam manual sebesar Rp3,5 per hektare dibanding untuk Jarwo Transplanter hanya Rp1,8 juta per hektare. Rata-rata produktivitas padi yang menerapkan metode tanam Jarwo mencapai 7,6 ton per hektare,” beber dia.
Fakta lainnya, sambung Andi Nur Alam, dirasakan juga oleh Kelompok Tani Suka Maju, Dusun Kalikebo, Kecamtan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dengan menggunakan mesin transplanter, biaya tanam secara manual untuk cara jarwo Rp2 juta per hektare.
“Sedangkan dengan transplanter sebesar Rp 1,9 juta per hektare dengan rata-rata produktivitas padi dengan metode tanam Jajar Legowo mencapai 7,5 ton per hektare,” sambungnya.
Andi Nur Alam menegaskan, rata-rata persepsi petani pengguna mesin transplanter arwo 2:1 yakni sebagai solusi mulai munculnya kelangkaan tenaga kerja tanam, sekaligus meningkatkan efisiensi waktu dan biaya tanam yang akhirnya akan menurunkan biaya usahatani padi. Kemudian, dengan menggunakan mesin transplanter, usaha pembibitan secara dapog dianggap sebagai peluang bisnis bagi petani sehingga dapat membuka peluang kerja tenaga tanam yang tersisih oleh adanya mesin transplanter.
“Untuk itu, dalam meningkatkan hasil panen petani, Kementan terus meningkatkan jumlah bantuan alat mesin pertanian. Tahun ini, pemerintah memberikan sekitar 80 ribu unit alat mesin pertanian untuk disebar di seluruh wilayah di Indonesia,” tegasnya.
Hal senada dikatakan Kepala Bidang KSPHP Agung Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi bahwa penggunaan alat mesin pertanian secara nyata telah meningkatkan produksi pangan salah satunya padi. Contoh nyatanya, panen perdana di area pengembangan pertanian modern di Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menghasilkan 10 ton padi per hektare.
“Ini bukti nyata penggunaan alat mesin pertanian. Kami bekerjasama dengan pemerintah daerah, produksi naik dan petani tentunya sejahtera,” sebutnya. (rel/snc)