Simada News
Selasa, 16 September 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
Home Sudut Pandang
Fawer Full Fander Sihite

Fawer Full Fander Sihite

Pembangunan dan Konflik

Simadanews.com by Simadanews.com
19 Juni 2019 | 18:05 WIB
in Sudut Pandang
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam ekonomi Pembangunan, masalah politik dan kebudayaan serta keterkaitan dengan sistem perekonomian internasional masuk dalam pembahasannya. Juga pengertian pengefisiensian dan pengembangan sumber–sumber produktif yang langka ditegaskan sasarannya yakni untuk kepentingan rakyat miskin. Dengan demikian dalam ekonomi pembangunan yang terpenting bahkan yang utama yaitu distribusi yang merata dari hasil–hasil produksi menjadi sangat penting.

Pembangunan yang sebenarnya meliputi dua unsur pokok yaitu masalah materi yang mau dihasilkan dan di bagi serta masalah manusia yang menjadi pengambil inisiatif yang menjadi manusia pembangun. Pembicaraan tentang manusia disini lebih menekankan aspek keterampilan.

Dengan demikian, masalah manusia dilihat sebagai masalah teknis untuk peningkatan keterampilan. Yang kurang di persoalkan adalah bagaimana menciptakan kondisi lingkungan, baik lingkungan politik maupun lingkungan budaya yang bisa mendorong lahirnya manusia kreatif.

Hanya dengan menciptakan suasana aman dan sebagainya maka manusia dapat kreatif. Pembangunan pada akhirnya juga harus ditujukan pada pembangunan manusia. Manusia yang di bangun adalah mansia yang kreatif. Untuk dapat kraetif manusia tersebut harus merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut.

Johan Galtung melihat bahwa setiap krisis relasi sosial terdapat berbagai tingkatan sifat penyelesaian. Setiap tingkat sifat penyelesaian mempunyai resiko dan kendala-kendalanya yang berbeda. Galtung memilahnya menjadi tingkat penyelesaian yielding (mengalah), withdrawal (menarik diri), contending (menyerang) compromising (kompromi), dan problem solving (pemecahan masalah).

Tingkat penyelesaian pemecahan masalah berada pada tingkat tertinggi yang mana masing-masing pihak konflik melakukan pertukaran empati dan menciptakan kesepakatan yang prakteknya merupakan jawaban dari muatan kepentingan dari relasi krisis sosial.

Tingkat pemecahan masalah adalah kondisi ideal yang pada banyak kasus hanya sebagian saja yang bisa mencapainya. Pada konteks inilah Galtung mengaya ’transcend approach’ yang secara bahasa bisa ditertejemahkan sebagai pendekatan ’keluar dari keterbatasan’.

Konflik biasanya mudah dilihat di permukaan saja, seperti jumlah korban yang ditimbulkan atau cara kedua belah pihak berkonfrontasi secara langsung. Untuk itu dibutuhkan pemetaan untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat konflik serta hal yang melatarbelakanginya.

Selain pemetaan tersebut  konflik juga bisa di lihat melalui pendekatan teori bawang merah, segitiga konflik dan garis waktu yang menceritakan perkembangan eskalasi konflik.

Menurut Atman dan Taylor (teori komunikasi, 1994): Hubungan kita dengan orang lain ibarat mengupas bawang merah yang terdiri dari beberapa lapisan. Selama dalam proses interaksi, kita saling mengupas lapisan-lapisan itu. Jika yang kita kupas hanya lapisan saja, maka kita hanya mendapatkan lapisan saja.

Dalam konflik, teori bawang merah berupaya untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di permukaan, dan selanjutnya terus dikupas untuk mengetahui akar permasalahn sesungguhnya.

Apakah sebenarnya tujuan konflik itu dari ekonomi ataukah ada kepentingan lain yang lebih besar. Hal ini bisa diraba dengan melakukan beberapa wawancara dan sumber data.

Segitiga konflik berfungsi untuk mengetahui gejolak konflik yang terlihat dan yang tidak terlihat. konflik yang terlihat adalah proses terjajdinya kekerasan itu sendiri serta dampak yang ditimbulkan. Gejolak konflik yang tidak terlihat antara lain disebabkan oleh kekerasan budaya dan kekerasan structural.

Kekerasan budaya bisa berupa hukum adat, mitos, anarki, suku serta kebencian kuno, sedangkan kekerasan structural bisa berupa kemiskinan dan kebudayaan.

Teori garis waktu adalah untuk mengetahui perkembangan konflik dari waktu ke waktu. Setiap konflik mempunyai cataan sejarah. Sejarah itu bertujuan memudahkan untuk menyusun laporan karena memiliki latar belakang.

Konflik adalah hubungan antara dua belah pihak atau lebih (Individu atau kelompok) yang memiliki atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif.

Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan. Berbagai perbedaan pendapat dan konflik biasanya diselesaikan tanpa kekerasan dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian besar masyarakat ata sema pihak yang terlibat.

Perspektif konflik selalu menempatkan bahwa kehidupan itu tidak terlepas dari konflik. Tidak ada yang abadi di dunia ini selain konflik.  Ia melekat dan menjadikan kehidupan menjadi penuh warna. Konflik melahirkan ambisi, semangat untuk menang, strategi memenangkan konflik, manajemen konflik sampai akhirnya kita merefleksikan apa hikmat dari sebuah konflik yang kita alami itu.

Jika Hagel menyatakan antitesa dan melahirkan sintesa baru, yakin pengetahuan. Maka dalam perspektif ini, lahir konflik, memerlukan resolusi konflik, adanya perdamaian, kemudian melahirkan konflik berikutnya. Begitu seterusnya, sehingga kita tidak antipasti terhadap konflik, akan tetapi justru bersahabat dengan konflik, sehingga dengan demikian kita akan bersahabat dengan manajemen dan resolusi konflik.

Jika sebuah pembangunan melahirkan sebuah konflik, makan namanya bukan pembangunan, dikarenakan sejatinya pembangunan untuk kepentingan kemanusiaan, oleh karena itu diperlukan kematangan dalam merancang sebuah pembangunan.

Memahami setiap bagian-bagian penting, seperti kondisi ekonomi, politik, budaya, dan sosial merupakan hal terpenting agar pembangunan direalisasikan dengan baik. (*)

Penulis: Fawer Full Fander Sihite MSi, Alumni Universitas Paskasarjana Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Jurusan Kajian Konflik dan Perdamaian,  merupakan pendiri dan Ketua Institute Law And Justice.

 

 

Page 2 of 2
Prev12
Share220Tweet138Pin50

Berita Terkait

Hermanto Hamonangan Sipayung, SH, CIM

Amnesti-Abolisi Hasto dan Lembong:  Bukan Sekadar Maaf tapi Peluang Koreksi Hukum

01/08/2025

PEMBERIAN  amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong dalam kasus menyeret nama mereka ke dalam pusaran polemik hukum,...

PILKADA 2024, ANAK MUDA BISA APA?

02/07/2024

PEMILU  Tahun 2024 sudah selesai, sebentar lagi pemilihan kepala daerah yang hakikinya dilaksanakan sekali setiap lima tahun akan dimulai. Secara...

Aspek Positif dan Negatif dari Perubahan Umur Calon Presiden dan Wakil Presiden

04/06/2024

PEMILIHAN Presiden pertama kali di Indonesia bukan dari pemilihan umum yang langsung dipilih oleh rakyat. Pemilihan Presiden pada awal tahun...

Prof Dr Heri Budi Wibowo

Indonesia Menuju Swasembada Pangan dan Makan Siang Gratis dengan Modifikasi Cuaca

17/05/2024

KETAHANAN pangan menjadi salah satu sasaran program jangka Panjang pemerintah sampai tahun 2040 menuju Indonesia emas. Target utama dari ketahanan...

Pematangsiantar Butuh Pemimpin Berani dan Akses Alternatif Hadirkan Dana Pembangunan

16/04/2024

SimadaNews.com-Pemilihan kepala daerah, termasuk di Kota Pematangsiantar, menjadi sorotan pada tahun ini. Sejumlah calon wali kota potensial telah mulai muncul...

Selamat Datang Era Legitimasi Vs Legalitas

16/02/2024

PUJI Syukur pada Sang Ilahi ! Pemilu Serentak 2024 sampai saat ini berjalan sesuai agendanya.. Ternyata jnggulan pilihan politik perwakilan...

Berita Terbaru

News

DPRD Tolak Kehadiran Bajai Online di Kota Pematangsiantar

16 September 2025 | 21:23 WIB
News

Amaliun Hotel Apresiasi Layanan Indibiz Telkom Pada Hari Pelanggan Nasional 2025

16 September 2025 | 20:51 WIB
News

PW KAMMI Sumut Gelar Diskusi Kebangsaan: Supremasi Sipil dan Desakan Investigasi Kerusuhan Agustus jadi Sorotan

16 September 2025 | 20:30 WIB
News

DPRD Soroti Hilangnya Program Kota Layak Anak di Pematangsiantar

16 September 2025 | 20:12 WIB
News

Pagi Tragis di Huta Baru Simantin Pane Dame, Seorang Petani Akhiri Hidup di Ladang Jagung

16 September 2025 | 09:24 WIB
News

Telkom Sumut Gelar Health Leaders Gathering Bersama Rumah Sakit se-Sumatera Utara

15 September 2025 | 21:28 WIB
News

IIER dan PSPK Sukses Gelar Workshop Keamanan Anak di Ruang Digital

15 September 2025 | 20:31 WIB
News

Enam Hari Tak Keluar Rumah, Hotma Justina Sidabalok Ditemukan Sudah Meninggal

15 September 2025 | 16:38 WIB
News

Wesly Silalahi Hadiri Penutupan Dikmata Infanteri TNI AD Gelombang II TA 2025

14 September 2025 | 16:32 WIB
News

Rumah Wartawan di Pematangsiantar Didobrak OTK, Keluarga Ketakutan

14 September 2025 | 14:25 WIB
News

Wesly Silalahi Lepas Atlet Wushu Naga Sakti Bertanding ke Malaysia

13 September 2025 | 19:38 WIB
News

Marak Penipuan Berkedok Pialang Saham, Cipayung Plus Sumut Buka Posko Pengaduan

13 September 2025 | 19:07 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

xnxx