SimadaNews.com-Proyek pembangunan parit pasangan (drainase) yang anggarannya bersumber dari dana desa di Huta I Nagori Purwodadi, kecamatan Pematang Bandar, pengerjaannya diduga asal jadi.
Diduga, penggunaan material bangunan dimanipulasi dengan mengurangi volume semen, serta tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan mengabaikan kualitas bangunan.
Hasil investigasi di lapangan, Minggu 9 Agustus 2020, siang sekira pukul 14:00 WIB, terlihat pemasangan batu padas di susun dan ditempelkan satu sama lain menggunakan campuran material pasir dan semen.
Campuran material meskipun sudah sehari sebelumnya dikerjakan dan sudah mengering, tapi masih bisa dikerok dan dihancurkan dengan tangan kosong.
Jika campuran semen dan pasir diremas, langsung hancur menjadi pasir menandakan campurannya kekurangan semen. Pemasangan dan penyusunan batu padas juga tampak berongga-rongga tidak ditutupi.
Modus memanipulasinya, sebagian parit pasangan yang sudah selesai dikerjakan dipoles dengan plasteran semen cair, sehingga material yang kualitasnya diragukan, dan pasangan batu padas yang dipasang dengan sembarangan karena tampak berongga-rongga tersebut tidak terlihat lagi.
Selain itu, di lokas tidak ditemukan plank proyek sebagai keterbukaan informasi tentang besaran anggaran dan volume pekerjaan tersebut.
Pangulu Nagori Purwodadi Guntoro, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Minggu 9 Agustus 2020, malam sekira pukul 19:00 WIB, mengaku pihakya belum sempat memasang plank proyek pembangunan drainase itu. Dan anggaran pelaksanaan proyek itu, sekitar Rp80 juta, yang sumber anggarannya berasal dari Dana Desa yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.
Disinggung tentang buruknya pengerjaan dan kualitas material bangunan, Guntoro mengaku bahwa pekerjaan tersebut belum selesai dikerjakan dan tidak memakai tenaga ahli.
“Anggarannya sekitar Rp80 juta dikerjakan swakelola oleh masyarakat. Proyek dana desa tidak ditenderkan sehingga tidak memakai tenaga ahli. Tengok ajalah nanti hancur apa nggak,” aku Guntoro dari seberang telepon.
Guntoro menambahkan, bahwa pengerjaan proyek itu sesuai RAB yang diajukan, menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, dimana lebar parit bagian atas 50 centimeter, bagian bawah 30 centimeter dan ketinggian 50 centimeter.
“Itu hanya drainase lingkungan untuk menampung air hujan dari jalan. Seperti yang saya bilang sebelumnya, itu dikerjakan tidak pakai tenaga ahli. Ada 15 orang warga saya berdayakan. Jadi kalau hitung-hitungan, sudah rugi saya,” ujar Guntoro, sembari menutup perbincangan melalui telepon. (snc)
Laporan:Jaya Damanik
Editor:Hermanto Sipayung