SimadaNews.com-Meskipun sudah sering dilakukan penggerebekan oleh personel polisi, tapi peredaran narkoba di Gang Sewu dan Gang Puri Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara, masih marak.
Menindaklajuti maraknya peredaran sabu di dua gang itu, reporter SimadaNews.com, mencoba menelusuri Gang Puri dan Gang Sewu, Sabtu 29 Agustus 2020.
Salah seorang pria yang ditemui di Gang Sewu, dua bulan terakhir banyak orang luar masuk ke Gang Sewu Kampung Melayu.
Ditanya, kedatangan orang luar yang dimaksud, pria berambut ikal itu mengatakan bahwa orang-orang luar itu datang tentunya untuk membeli sabu kepada oknum pengendar atau Bandar yang kerap mangkal di Gang Sewu.
“Kalau tidak beli sabu, mau ngapain lagi Bang,” kata pria itu.
Pria yang tidak mau menyebutkan identitasnya kepada reporter, menceritakan bahwa orang-orang luar yang hendak transaksi sabu itu biasanya melewati Jalan Lokomotif, di samping rel kereta api karena jalan tersebut bias tembus ke Gang Sewu maupun Gang Puri.
Dia juga mengaku, bahwa lokasi Gang Sewu dan Gang Puri sudah sering digerebek pihak kepolisian. Bahkan tiga tahun lalu, penggerebekan dilakukakn personel gabungan polisi dan TNI.
“Tapi gitulah Bang, biarpun sudah digerebek selalu ada saja transaksi,” sebutnya, sembari mengatakan seolah-olah Bandar dan pengedar diduga ada hubungan tertentu dengan sejumlah oknum-oknum.
“Bayangkanlah, Bang. Masa di kedua gang itu sudah ada seperti humas-humasnya. Buat apa itu, kalau tidak ngurusi hal-hal tertentu kepada oknum-oknum tertentu juga,” tambah pria itu.
Terpisah, Lurah Kelurahan Melayu Sugiarto ketika ditemui reporter SimadaNews.com, Senin 31 Agustus 2020, mengaku mendengar maraknya peredaran sabu di wilayah yang dipimpinnya.
“Kok dibilang ada peredaran sabu. Bukan ada lagi, Bang. Tapi sudah marak,” kesal Sugiarto.
Sugiarto mengaku, pihaknya sudah melakukan berbagai hal antisipasi untuk membersihkan peredaran sabu di Kelurahan Melayu khususnya di Gang Puri dan Gang Sewu. Tapi, oknum-oknum Bandar dan pengedar selalu mencari cara lain untuk melakukan transaksi dengan orang-orang luar yang datang ke daerah itu.
Ironisnya, lanjut Sugiarto, malah sejumlah warga di lokasi itu terkesan diam-diam saja. Selain itu, sepertinya ada dugaan pengkondisian dari oknum-oknum tertentu.
“Banyak orang luar datang ke sana, Bang. Entah ngapain saja, macam ada dugaan pengkondisian. Kalau kita bertindak, kan bukan kewenangan kita, Bang. Kalau pihak kelurahan, hanya mengimbau saja supaya warga jangan terlibat peredaran narkoba,” ucap Sugiarto.
Sugiarto juga mengaku, untuk menekan peredaran narkoba di Kelurahan Melayu, pihaknya sudah pernah melakukan penutupan akses jalan di Gang Puri yang diduga sebagai Sarang Narkoba. Tapi setelah akses jalan ke Gang Puri ditutup, aktivitas pindah ke Gang Sewu.
“Sudah kita tembok jalan tikus yang bisa tembus ke Gang Puri itu Bang. Setelah itu ditembok, malah pindah ke Gang Sewu. Waktu penembokan jalan itu, disaksikan berbagai pihak pemerintahan seperti Bhabinkabtibmas dan Babinsa, Bang. Tujuannya menekan atau supaya tidak ada lagi akses peredaran narkoba,” ucapnya
Sugiarto menegaskan, pihaknya hanya bisa melakukan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat, bekerjasama dengan BNNK Kota Siantar, dan untuk melakukan penindakan merupakan tugas dari aparat penegak hukum.
“Saya berharap, kepada pihak berwajib lebih memprioritaskan pantauan mereka ke Kampung Melayu, supaya peredaran sabu di daerah itu tidak ada lagi,” harap Sugiarto. (snc)
Sumber:Sabarudin Purba
Editor: Hermanto Sipayung

Discussion about this post