SimadaNews.com-Nama panggilan perempuan ini hanya disebut Tang. Dia kerap terlihat menggendong bayi sambil menyusui. Bayi tersebut bukanlah anak Tang, melainkan para ’’klien’’ yang menikmati ASI itu.
Selama beberapa pekan belakangan ini, Tang dan suaminya memang menjual ASI segar, langsung disusukan kepada bayi. Per menit harganya hanya CNY 10 atau setara Rp 21 ribu.
Mereka beraktivitas di di salah satu sudut Children’s Park, Shenzhen, Provinsi Guangdong, Tiongkok.
Tang tak membatasi usia anak yang ingin menyusu kepadanya. Bagi dia dan suaminya, yang terpenting adalah mendapatkan uang secepatnya.
Mereka harus mengumpulkan uang setidaknya CNY 100 ribu (Rp214,6 juta) untuk perawatan salah seorang putri kembarnya yang kini dirawat di People’s Hospital, Distrik Bao’an, Shenzhen.
’’Saat ini saya sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya perawatan putri saya yang sakit parah. Saya bisa menyusui di tempat.’’ Itu adalah bunyi kertas pengumuman yang dibawa pasangan tersebut.
Di sudut bawah kertas itu, ada foto putri mereka yang kini berada di ruang perawatan intensif (ICU), rekam medis, dan surat keterangan miskin milik keluarga kecil tersebut.
Aksi mereka diunggah Pear Video ke website Miaopai dan akhirnya menjadi viral di dunia maya. Video itu juga diunggah di Sina Weibo dan ditonton lebih dari 2,4 juta orang serta mendulang 5 ribu komentar dan 3 ribu likes.
Foto-foto Tang yang menyusui bayi di taman juga beredar luas. Banyak yang merasa kasihan dan berharap bertemu Tang untuk membantu sebisanya.
Tapi, tak sedikit pula yang memberikan komentar negatif dan menganggap aksi tersebut terlalu vulgar untuk meminta bantuan.
’’Mereka yang berkata buruk di dunia maya harus berpikir. Jika itu adalah anak kalian, apakah kalian masih memilih menjaga harga diri ketimbang menyelamatkan nyawa anak?’’ tulis salah seorang warganet yang membela Tang sebagaimana dilansir BBC.
Setelah video tersebut viral, Southern Metropolis Daily mencoba menelusuri kebenaran kisah Tang. Hasilnya, diketahui bahwa Tang dan suaminya adalah pekerja migran yang sudah 16 tahun tinggal di Shenzhen.
Pada 17 Desember lalu, dia melahirkan bayi kembar perempuan saat usia kehamilannya 36 minggu. Salah seorang bayinya sehat, tapi tidak demikian dengan saudaranya yang kerap panas dan masih dirawat di ICU.
Pihak rumah sakit menyatakan bahwa kondisi vital bayi Tang stabil, tapi dia didiagnosis menderita meningitis dan shock septik akibat sepsis. Bayi mungil itu tak mungkin keluar dari rumah sakit secepatnya.
Rumah sakit menjamin bahwa tidak ada perawatan yang ditunda gara-gara masalah biaya. Mereka telah membicarakan masalah penanganan pembiayaan tersebut dengan Tang dan suaminya. Tapi, tentu saja tidak ada pernyataan bahwa biaya perawatan bakal digratiskan.
Di Tiongkok, penduduk miskin biasa melakukan hal-hal yang tidak wajar untuk membayar biaya rumah sakit yang membengkak. Misalnya, berpakaian seperti tokoh kartun Pikachu untuk menjual boneka seks, menjual keperawanan, dan berbagai hal lainnya.
Awal bulan ini, seorang bayi perempuan yang sakit ditinggalkan begitu saja di salah satu taman di Dongguan dengan selembar catatan.
Bunyinya, orang tua si bayi meminta maaf karena mereka kehabisan uang untuk membayar biaya perawatan dan tak mampu lagi merawat si mungil itu. (bbc/snc)