SimadaNews.com – Penasehat DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Sabar Mangadoe mengungkapkan pada Agustus 2023 atau 6 bulan sebelum Pemilu Serentak tanggal 28 Februari 2024 nanti, tingkat elektabilitas para bakal calon presiden (Capres) akan menjadi salah satu syarat utama bagi PDI-Perjuangan untuk mengusung kadernya sendiri sebagai Capres.
“Bila elektabilitas Ganjar Pranowo (GP) capai 2 kali lebih dari elektabilitas Prabowo Subianto, maka Megawati Soekarnoputri akan Capreskan Ganjar Pranowo,” kata Sabar Mangadoe kepada simadanews.com melalui WhatsApp, Senin (02/08/2021).
Dijelaskan Sabar Mangadoe, jika elektabilitas Ganjar Pranowo tersebut terpenuhi, maka perjanjian politik antara Megawati dan Prabowo, atau sebut saja sebagai Perjanjian Batu Tulis Jilid-2 tahun 2019, akan batal.
Batal lagi, maksudnya adalah seperti pada peristiwa Pilpres 2014 dulu. Yaitu karena elektabilitas Jokowi pada bulan Februari 2014 atau 5 bulan menjelang Pilpres 09 Juli 2014 begitu tingginya dibanding Prabowo, maka pada akhirnya pada tanggal 14 Maret 2014 Megawati Soekarnoputri sebagai Ketum PDI Perjuangan memutuskan mencapreskan Jokowi. Seharusnya, menurut Perjanjian Politik Batu Tulis Jilid-1 tahun 2009 Capresnya adalah Prabowo Subianto dan Cawapresnya dari PDI Perjuangan yang ditunjuk oleh Megawati Soekarnoputri.
Kemudian, Sabar Mangadoe memprediksi, bila elektabilitas Ganjar Pranowo tidak tercapai, namun elektabilitas Ganjar Pranowo jauh lebih tinggi dari Puan, maka PDI-Perjuangan akan mengusung Capres Prabowo Subianto dan Cawapresnya adalah Ganjar Pranowo.
“Komposisi itu, masih sesuai dengan Perjanjian Batu Tulis Jilid-2 tahun 2019,” katanya.
Selanjutnya, Sabar Mangadoe mengungkapkan, bila pada poin 2 tidak tercapai, dikarenakan tingkat elektabilitas Ganjar dan Puan ternyata imbang-imbang saja, maka Capresnya Prabowo Subianto, dan kemungkinan besar Cawapresnya adalah Puan Maharani. Bukan Ganjar.
“Itu pun masih sesuai dengan Perjanjian Batu Tulis Jilid-2 tahun 2019,” kata Sabar Mangadoe yang juga menyampaikan terkait garis besar kondisi politik saat ini berdasarkan hasil Survey SMRC pada bulan Juli 2021.
Bahwa sampai kini Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo masih imbang-imbang saja, alias sama kuat. Sedangkan elektabilitas Puan Maharani masih jua jauh di bawah mereka berdua.
TINGKATKAN SEGERA POPULARITAS GANJAR DI LUAR PULAU JAWA
Namun perlu kita ketahui bersama bahwa tingkat popularitas Prabowo Subianto sudah hampir mentok, yaitu 96% ( Anies Baswedan juga hampir mentok, 92%). Popularitas Puan Maharani sudah 64%, sedangkan popularitas Ganjar Pranowo baru mencapai 54%.
Sementara itu, popularitas Ganjar di luar pulau Jawa ternyata masih rendah sekali, hanya di bawah 30%.
“Jadi Ganjar memiliki peluang besar agar elektabilitasnya menjadi dua kali lebih dibanding elektabilitas Prabowo. Caranya tingkat popularitas Ganjar untuk di luar pulau Jawa harus sesegera mungkin ditingkatkan. Sebelum Agustus 2023 atau waktu tersisa 24 bulan jelang Pilpres 28 Februari 2024, popularitas Ganjar harus mampu mencapai di atas 90%. Sehingga Elektabilitas Ganjar otomatis akan melesat jauh melampaui Prabowo Subianto, apalagi Puan Maharani.
Lalu dengan demikian tentunya kita harapkan bersama bahwa Megawati akan membatalkan Perjanjian Batu Tulis Jilid-2 tahun 2019 itu dengan memutuskan memilih Ganjar Pranowo sebagai Capres yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Maka motto ‘Ganjar Penerus Jokowi’ yang sedang diperjuangkan oleh Kelompok Relawan yang bernama Dulur Ganjar Pranowo beserta banyak kelompok Relawan lainnya akan terus berlanjut berjuang membantu PDI Perjuangan bersama partai-partai koalisi-nya untuk memenangkan Capres Ganjar Pranowo sebagai Presiden 2024-2029,” pungkas Sabar Mangadoe dengan tegas. (ingot simangunsong)