SimadaNews.com– Ratusan pedagang pasar Balige mendatangi kantor bBupati Toba, mereka meminta Bupati Toba Poltak Sitorus, agar pembagian lapak dan kios yang disediakan pemerintah tidak dikurangi dan sesuai data, Senin 12 September 2022.
Kedatangan para pedagang, langsung diterima Bupati Poltak Sitorus.
“Tujuan kita satu kata supaya ada keadilan dan Pemkab tidak ada intervensi dan tidak ada kepentingan pribadi, saya pastikan. Jangan ada dari Pemkab yang coba-coba ambil keuntungan dari pasar ini, saya pastikan saya berhentikan. Semua kita lakukan harus berkeadilan”, sebut Poltak.
Poltak mengakui, adanya keterbatasan kesediaan lapak dan kios pada pembangunan pasar yang dilaksanakan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun anggaran 2019 tersebut.
“Jumlah petak lapak yang diusulkan 745 lapak sedangkan yang terbangun sejumlah 440 maka kekurangan sebanyak 305 lapak. Demikian juga kios yang tersedia tidak sesuai kebutuhan. Namun kita akan mengupayakan agar pembagian nya nanti berkeadilan,” lanjutnya.
Mendengar penjelasan Bupati Toba, sontak para pedagang bereaksi dan menolak serta mempertanyakan sebutan “berkeadilan” yang disebutkan bupati.
Beberapa dari antara pedagang silih berganti menyampaikan keluhannya seperti bangunan yang diduga tidak kokoh, bocor dan masalah lainnya yang dijumpai meskipun bangunan belum digunakan.
“Kami punya bukti data tahun 2020 namun tahun 2022 ada penggelembungan data. Kami hanya menuntut agar tidak terjadi pengurangan, tidak mungkin dulunya saya punya pajak 2 jadinya saya dapat 1, kemudian yang punya 1 tetap mendapat 1 dan yang tidak ada menjadi ada. Kami punya data pak, yang tidak ada menjadi ada,” sebut Tampubolon, yang kesehariannya merupakan pedagang sembako di pasar Balige.
Sebelum meninggalkan kantor bupati, perwakilan pedagang menyerahkan surat pernyataan ya g menyebutkan bahwa kondisi pembangunan pasar Balige tidak sesuai dengan kebutuhan para pedagang, petak dibangun dengan meja-meja blok, posisi kios yang tidak layak ditempati, kondisi bangunan yang mengkhawatirkan.
“Hal mengenai rencana Pemkab tiba yang mau mengurangi kios atau lapak kami, para pedagang dengan jelas sangat menolak. Adapun kios atau lapak kami itu lebih dari satu karena sesuai dengan kebutuhan kami dan untuk mendapatkannya pun bukan cuma-cuma. Kami bisa memiliki nya dengan banyak pengorbanan baik moril maupun materi”, pungkas Pak Ondi salah seorang pedagang pasar Balige.
“Semua usul dan keluhan bapak ibu kami tampung dan akan kita bahas. Kita akan undang kalian secepatnya. Kebijakan yang kita buat supaya semua mempunyai hak namun masing-masing harus saling membantu satu sama lain,” timpal Bupati Poltak Sitorus, menyikapi permintan pedagang. (snc)
Laporan: Jaya Napitupulu