YOHANES 14:6 (TB) Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Dunia berserta isinya diciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, semua itu di ciptakan dengan kuasa firman yang melampaui segala akal manusia, artinya bahwa pada mulanya dunia beserta isinya adalah Firman, yang berfirman adalah Allah, Kejadian 1:3 (TB) Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi, semua bisa nyata karena firman Allah, karena firman itu adalah Allah sendiri. Bandingkan dengan Yohanes 1:1 (TB) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, Allah yang kekal itu menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, Yohanes 10:30 (TB) Aku dan Bapa adalah satu.” Sebagai manusia Dia makan, minum dan bersosialisasi, namun dia dapat membuat berbagai mujizat, seperti menyembuhkan berbagai penyakit, membangkitkan orang mati bahkan mengampuni dosa yang hanya dapat dilakukan Allah, jadi kemanusiaan dan keilahian ada dan berpadu di dalam diri-Nya, oleh kuasa Firman-Nya dunia beserta isinya diciptakan, Dia yang maha kuasa itu telah merendahkan diri-Nya untuk masuk ke dalam kehidupan kemanusiaan dengan segala keterbatasan dari pengalaman manusia dan diam diantara manusia itu.
Dia datang ke dunia ini melalui kelahiran bayi karena Roh Kudus, bukan hasil hubungan biologis manusia. Hal inilah yang menjadi batu sandungan bagi beberapa oknum yang merasa bijak dan pandai sehingga mempertanyakan atau bahkan merendahkan kekudusan bayi dalam diri Yesus Kristus, mereka mengukur Kuasa Allah dengan ukuran pengetahuan manusia dengan keterbatasannya, mereka lupa bahwa Allah adalah yang punya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan.
Dia menciptakan dunia ini dengan segala isinya hanya dengan berfirman, apalagi hanya datang kedunia dalam bayi kudus dalam Yesus Kristus ?, sebagai manusia ciptaan Allah mereka harus merenungkan apa yang tertulis dalam Amsal 3:7 (TB) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; dan Roma 12:16 (TB) Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Setiap orang harus menyadari bahwa kepandaian, kecerdasan yang mereka miliki tidak berarti menghadapi dunia yang penuh dengan godaan, sedang manusia rapuh, lemah dan penuh keterbatasan, yang membuatnya berada dalam kuasa dosa, tidak bisa tidak berdosa, 1 Yohanes 1:8, 10 (TB) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Kita tahu bahwa upah dosa ialah maut (Roma 6:23), orang berdosa tidak dapat datang kepada Allah, sebab Allah itu Kudus, 1 Petrus 1:16 (TB) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Dosa telah berkuasa di dunia sejak Adam berdosa, untuk menghapus dosa itu, Allah memberikan Hukum dan Ketetapankepada bangsa israel, yang disebut Hukum Taurat. Pengampunan dosa dalam hukum taurat dilakukan dengan mempersembahkan darah domba jantan yang tidak bercacat sebagai korban penghapus dosa, pelaksanaannya hanya dilakukan oleh imam yang ditunjuk. (baca imamat 4:1-35 dan imamat 5:1-13), namun persembahan korban ini tidak dapat membenarkan mereka yang melakukannya, alkitab membuktikan dalam Roma 3:20 (TB).Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Apakah itu berarti bahwa tidak satupun manusia yang dapat datang kepada Allah karenakuasa dosa ?, tentu tidak, orang yang percaya akan beroleh hidup yang kekal karena kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Jadi hidup yang kekal itu adalah kasih karunia, tidak diperoleh melalui Hukum Taurat, Di alam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (Ibrani 10:1), sebab keselamatan yang sebenarnya ada dalam diri Yesus Kristus yang telah lahir bagi kita. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, (Efesus 2:17), dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.