SimadaNews.com-Polemik komunitas Muslim Uighur belakangan kembali menjadi pembahasan penting bagi sejumlah tokoh muslim dunia maupun Nasional. Diantara tokoh yang mengecam China atas polemik itu adalah pesepak-bola Liga Inggris asal Turki Mesut Ozil.
Sejumlah aktivis muslim dari Indonesia sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia juga ikut menyikapi polemik Uighur tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI Ari Safari Mau, ketika diminta pendaptanya, mengaku tidak memungkiri tentang adanya perbedaan sikap di kalangan pemimpin muslim dunia.
“Saya berpendapat bahwa kontroversi yang terjadi di seputaran pembahasan mengenai Uighur ini bukanlah persoalan. Kita boleh saja berpendapat bahwa Uighur berkaitan dengan perang dagang sebagaimana yang diungkapkan Presiden Turki Erdogan. Kita boleh pula berpendapat bahwa Uighur adalah persoalan separatisme dan radikalisme, tapi yang lebih penting dari itu semua adalah soal ukhuwah antar sesama muslim yang ini punya implikasi langsung terhadap keimanan kita,” ujarnya.
Magister Hukum Universitas Nasional ini, juga menyampaikan pesan kepada seluruh organisasi pemuda dan mahasiswa muslim di dunia untuk ikut menyikapi Uighur dalam semangat Ukhuwah Islamiyah.
“Kita tak mesti terjebak pada kontroversi yang meliputi Uighur dengan camp-camp konsentrasinya di Xinjiang itu. Kita punya persoalan Palestina, Rohingya dan kini Uighur. Para pemuda Muslim tidak harus menjebakkan diri ke dalam polemik dukung-mendukung. Kita harus menjadi jembatan penyelesaian bagi polemik ini,” ucap Ari.
Ditanya tentang bagaimana dirinya menyikapi polemik Uighur ini, Ari berpendapat bahwa Republik Rakyat Tiongkok harus segera menghentikan kegiatan politik Nasional yang berwujud Camp konsentrasi itu. Dia juga mengajak seluruh organisasi pemuda Muslim untuk ikut serta menyikapi persoalan Uighur.
“Tiongkok selalu berpendapat bahwa apa yang mereka lakukan adalah upaya memotong potensi radikalisme dan kriminal. Bagaimanapun semua argumen itu adalah soal potensi. Mereka bukan penjahat. Mereka saudara kami sesama muslim. Mereka harus dibebaskan demi kemanusiaan. Saya ingin meminta seluruh organisasi pemuda Muslim di Indonesia maupun di dunia untuk ikut serta menyikapi problem Uighur ini. Ini soal ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah yang keduanya memiliki implikasi pada keimanan dan nilai kemanusiaan yang kita pegang,” tutupnya. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung