SimadaNews.com-“Sungguh Indah Danau Toba Disinilah Kami Selalu Kebanjiran”. Itulah salah satu isi tulisan pada poster yang dibawa puluhan warga Jalan Sisingamangaraja tepatnya depan Gerbang masuk Kota Wisata, saat mendatangi Kantor Lurah Parapat.
Mereka hadir untuk menyampaikan keluhan atas rumah mereka yang kerap mengalami banjir setiap hujan turun, Jumat (30/11) lalu.
Warga mengeluh, karena banjir yang melanda pemukiman mereka dan telah berulang kali melaporkannya kepada Lurah Parapat bahkan kepada Camat Girsang Sipangan Bolon. Sayangnya, banjir tetap tidak bisa diatasi.
Dari keterangan warga Surianto, diketahui banjir bermula dari luapan saluran parit yang tak maksimal menampung curahan air hujan yang mengakibatkan meningginya debit dan volume air.
Surianto sekaligus pengusaha rumah makan Surya Darma, mengatakan Camat Girsip Boas Manik seakan tidak perduli dengan keluhan warga yang setiap turun hujan mengalami kebanjiran. Akibatnya, lumpur yang terbawa arus turut menggenangi pemukiman warga.
” Masa warganya sudah mengeluh karena banjir tetapi Camat hanya lewat lalu lalang. Padahal saat kejadian banjir sudah kita coba SMS ke handphonenya tidak ada tanggapan,” kata Pak Surianto.
Dia menyebutkan, setiap turun hujan sebanyak 14 rumah mengalami banjir, bahkan warga telah memberikan bantuan materi untuk membantu petugas yang berusaha menanggulangi banjir. Sayangnya, upaya itu tetap tak membuahkan hasil.
” Kalau hujan turun, air bercampur lumpur dari saluran parit masuk ke dalam rumah kami. Untuk membersihkannya memakan waktu satu Minggu. Bahkan warga siap memberikan bantuan materi bagi petugas kebersihan atau pihak kecamatan setiap melakukan gotong royong di seputar lokasi ini,” ujar pengusaha rumah makan itu.
Hal senada dikatakan Boru Hutajulu. Dia mengaku sudah pernah menyurati pihak Kelurahan terkait banjir yang dialami warga.
” Warga sudah pernah menyurati Kepling mau pun kelurahan, akan tetapi belum ada tanggapan. Dan bila hujan turun sepuluh menit saja, tiga puluh centi meter rumah kami terendam dan digenangi lumpur, ” ucap Boru Hutajulu.
Lurah Parapat, Parningotan Girsang kepada wartawan membenarkan kalau 14 KK warganya kerap mengalami banjir.
Parningotan mengatakan, banjir yang dialami warga dikarenakan kurang kesadaran buang sampah sehingga mengakibatkan tersumbatnya saluran air yang akhirnya meluap ke pemukiman warga.
” Kurang kesadaran masyarakat buang sampah, akibatnya parit tersumbat lalu rumah warga banjir. Terkait surat keluhan warga sudah kita sampaikan kepada pimpinan (Camat). Karena Kelurahan hanya sebatas menyampaikan,” terang Parningotan. (ana/snc)