SimadaNews.com-Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kawasan Danau Toba selama tiga hari, menunjukkan komitmen kuat pemerintah atas pengembangan wisata berkelas dunia.
“Kita berterimakasih atas komitmen itu. Tapi perlu ada tindakan extra ordinary. Kalau tidak, nanti ya begitu-begitu saja,” kata salah seorang inisiator Gerakan Daulat Desa (GDD) Sabar Mangadoe, Kamis (1/8), saat diminta tanggapannya tentang kunjungan Presiden Jokowi, kemarin di Kawasan Danau Toba.
Menurut Sabar, sampai saat ini pemerintah masih terkesan kebingungan membuat kebijakan terhadap Kawasan Danau Toba. Bingung yang dimaksud, yakni membuat Kawasan Danau Toba menjadi Pusat Bisnis Wisata Kelas Dunia atau Bisnis Perikanan.
“Jadi dalam kebingungan itu. Harus dipilih antara satu. Kalau menjadikan Wisata Kelas Dunia. Kawasan Danau Toba harus jadi Objek Vital Negara,” kata pria yang juga salah seorang inisiator Gerakan Kebajikan Pancasila (GKP) ini.
Sabar menegaskan, penetapan Kawasan Danau Toba jadi Objek Vital Negara, bertujuan membasmi habis perusahaan perusak lingkungan Danau Toba. Selain itu, juga menumpas ulah para elit dan birokrat lokal di Sumut yang diduga memiliki bisnis ribuan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba.
“Tentu saja banyak konflik kepentingan. Tapi Presiden Jokowi harus benar-banar mau bertindak “gila”. Kalau tidak persoalan KJA akan terus berjalan di tempat. Cuma begitu-begitu saja, sekali-sekali heboh, tapi tetap tak akan ada kemajuan berarti,” sebut Sabar.
Sabar menuturkan, harus ada kebijakan konkrit yakni menetapkan status Program Super Prioritas Destinasi Wisata Kelas Dunia sebagai Objek Vital Negara.
Sisi lain, tambah Sabar, bila tidak mungkin Kawasan Danau Toba sebesar itu dijadikan Objek Vital Negara, minimal Danau Toba dikembalikan kealamian atau kualitas airnya.
Seperti zaman dulu, dimana penduduk lokal ataupun saat ini ditambah demi kebutuhan makanan bagi turis, dapat memancing ataupun menjaring Ikan Mas dan Ihan Batak secara berkelanjutan.
“Ikan kembali menjadi sumber protein hewani yang bernutrizi tinggi bagi makanan penduduk lokal, maupun sekaligus kuliner istimewa dihidangkan kepada para turis dari berbagai bangsa. Kondisi ini amat memungkinkan untuk kita wujudkan segera,” ujarnya. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung