PRESIDEN Joko Widodo adalah sosok yang serba tidak bisa diprediksi. Awal dicalonkannya menjadi walikota di Solo, karena tubuhnya kerempeng dan tidak ada potongan pemimpin besar yang pada umumnya gagah perkasa, sementara itu mantan Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Ketua DPP PDI-Perjuangan awalnya ragu merekomendasi pria yang akrab dipanggil Jokowi itu.
“Pak Luhut tidakkah ada calon lain selain dia?” tanya Bu Mega, Luhut Binsar Panjaitan yang ditanya demikian menjawab mencoba meyakinkan Bu Mega. ”Ini dah Bu, sosok yang tepat”..!
Dikemudian hari Jokowi membuktikan mampu memenangkan Pilwalkot Solo dan membawa Solo menjadi Kota yang maju, Megawati pun akhirnya memuji Pak Jokowi
”Jokowi ini bertumbuh krempeng bertenaga banteng“ kata Mega.
Di Pilkada DKI Jokowi ditarungkan melawan incumben Fauzi Bowo, sebagai pemimpin di Solo, Jokowi dianggap enteng lawan-lawan politiknya, Namun dengan kerja keras ia mampu mengalahkan Fauzi Bowo walapun harus dua kali putaran.
Saat akan maju sebagai Calon Presiden 2014 sekelas Jusuf Kalla pun meragukan kemampuan Jokowi, namun setelah menjadi Presiden dan Jusuf Kalla menjadi wakilnya, Jusuf Kalla mengakui Jokowi sosok yang luar biasa.
Pak Jokowi luar biasa, tenaganya mengunjungi pelosok Indonesia sangat besar, Contoh nyata Pak Presiden bisa ke Sumut 3 kali sampai 4 Kali dalam setahun. Sementara wakilnya sekali setahun belum tentu. Kemudian Pak Jokowi kalau sudah punya kemauan kuat sekali loh, pantas kalau Bpk Jokowi ini dicalonkan kembali menjadi Presiden“.
Penulis sendiri, menyaksikan antusias masyarakat ketika Jokowi didampingi Jend TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan, Jend TNI Purn Moeldoko, berkunjung di Tobasa.
Saat singgah dan minum kopi di Kede Kopi Partungkoan Jalan SM.Raja No.172 Balige Tobasa, Jokowi tanpa sungkan bercengkram dan menyapa masyarakat dengan hangat.
Jokowi tidak banyak diprediksi oleh negara tetangga semacam Singapura akan membawa Indonesia kepada perubahan mendasar.
Tetapi faktanya, Jokowi berani membubarkan Petral yang menyebabkan BBM selama ini dicampur di Singapura akhirnya kembali ke Indonesia.
Kemudian perputaran uang di bank Sentral Singapura per hari yang mencapai ratusan miliar dari transaksi kapal tanker Pengangkut minyak menjadi tidak ada.
Tax amnesty program pengampunan pajak oleh Negara pun, mampu menarik uang yang terpakir di luar negri, Lagi-lagi Singapura kalang kabut karena banyak orang Indonesia yang memarkir uang disana membawa pulang.
Demikian pula masalah Dweling Time atau waktu bongkar muat barang di Tanjung Priok, awalnya sampai 7 hari kini dipangkas sampai 3 hari. Akhirnya tadinya kapal-kapal yang memuat container mendarat di Singapura terlebih dahulu sebelum dibawa ke Indonesia, akhirnya langsung ke Tanjung Priok. Lagi-lagi Singapura gelagapan karena perputaran ekonominya surut.
Dari tulisan ini, penulis berharap masyarakat tercerahkan atas apa yang sudah dilakukan Presiden Jokowi.
Elemen masyarat Indonesia, khususnya warga Sumut bila Indonesia ingin berdaulat dan disegani Bangsa lain tentunya kita tidak perlu mengangkat senjata.
Akan tetapi, sebagagi pemilih yang beradab, Ingat 17 April 2019 supaya menggunakan hak pilih.
Jangan ragu dan bimbang, tentukan pilihan kita dari sekarang. Sebab bersatu lebih baik dari apapun menuju Indonesia menjadi yang lebih baik. Yakni Satu untuk Semua. Salam Perjuangan! (*).
Penulis, Mario Oktavianus Sinaga Pendiri Komunitas GM “MARSIA”