SimadaNews.com-Karyawan PTPN III Unit Kebun Bukit Tujuh, Desa Bukit Tujuh Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), mengeluhkan pelayanan manajemen PLN Unit Gunung Tua.
Salah seorang karyawan PTPN III Unit Kebun Bukit Tujuh, bermarga Sitompul, kepada reporter SimadaNews.com, Kamis 28 November 2019, mengaku, dirinya kecewa dengan pelayanan manajemen PLN Unit Gunung Tua. Pasalnya, meteran listrik di rumahnya tiba-tiba di copot oleh petugas yang mengaku dari PLN.
Sitompil menceritakan, awalnya dia hendak mengisi token listrik. Tapi beberapa kali melakukan pengisian, tidak berhasil dan mengalami masalah, bahkan pengisisan token terblok.
Kondisi itu pun, dilaporkannya kepada manajemen PLN Unit Gunung Tua melalui Group WhatsApp Layanan Keluhan Pelanggan PLN yang diikutinya.
Di dalam group WhatsApp itu, dia menyampaikan dan mengkonfirmasi soal pengisian token listrik yang tidak berhasil dan adanya pemblokan itu.
Dalam perbincangan di group itu, konfirmasi yang dilayangkannya dijawab oleh pihak PLN yang merupakan admin group yang memintanya supaya menunggu kehadiran petugas untuk memberikan penjelasan.
Dan selanjutnya, benar salah seorang pria yang mengaku petugas PLN datang ke rumahnya. Namun, bukan penjelasan yang diperolehnya, tetapi pria itu malah mencopot meteran prabayar dari rumahnya dan mengganti dengan yang baru.
Anehnya, pria yang mengaku petugas PLN itu tidak menunjukan kartu identitas ketika datang ke rumahnya. Dan setelah mencopot meteran lama, pria itu langsung pergi dari rumahnya.
Atas kondisi itu, selanjutnya Sitompul mengaku kembali mengkonfirmasi ke Group WhatasApp Layananan Keluhan Pelanggan PLN.
“Mau dibawa kemana meteran listrik saya? Moho penjelasannya,” tulis Sitompul di group itu.
Menjawab pertanyaannya, admil group dengan nama PLN 2 memberikan jawaban, supaya dirinya menghubungi Kantor Besar PTPN III.
“Silahkan menghubungi Kantor Besar PTPN III. Karena asal petugas kami melakukan kegiatan di Kebun Bukit 7, selalu melapor dan izin ke kantor besar. Atau Bapak bis juga menghubungi Bapak Mail Panjaitan,” jawab admin group itu.
Mendapat jawaban itu, Sitompul pun mempertanyakan hak dan wewenang Pak Panjaitan, dan mempertegas apakah Pak Panjaitan merupakan petugas PLN.
Karena dirinya mempertanyakan itu, admin PLN 2 itu pun memintanya supaya berkomunikasi melalu WhasApp pribadi, dan tiba-tiba mengeluarkan dirinya dari group tersebut.
Sitompul pun mengaku, semakin heran atas kondisi itu dan kecewa dengan jawaban yang disampaikan admin group layanan gangguan itu.
“Kita kecewa bila begitu pelayanannya. Padahal kita sudah lima hari menunggu karena meteran lama kita dicopot. Kalau begini carannya, kita menduga ada permainan soal meteran prabayar ini,” keluh Sitompul. (snc)
Laporan: Juanda S
Editor: Hermanto Sipayung