Simada News
Kamis, 18 September 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
Home Sudut Pandang

Demokrasi Pancasila dan Sejarah Demokrasi Barat

Simadanews.com by Simadanews.com
5 September 2021 | 03:39 WIB
in Sudut Pandang
Share on FacebookShare on Twitter

(Demokrasi Barat adalah hasil adopsi dari peradaban Demokrasi Kuno Grecko-Roman) 

Demokrasi barat butuh ribuan tahun barulah demokrasinya mencapai kemapanan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat, bangsa dan negara.

Tapi kita hanya mau dan terpesona melihat hasilnya saja, jarang yang mau mempelajari dan menghayati perjalanan panjang penuh liku serta konflik dan perang berdarah-darah dari demokrasitasi bangsa Barat itu. Namun kita maunya hanya jiplak habis sistem dan budaya demokrasi barat yang telah mempesona kita itu..

Jadilah saat ini demokrasi kita memasuki tahap demkorasi Tuna Adab seperti yang dikatakan bolak balik oleh Buya Syafii Maarif. Saya menambahkannya dengan frasa kata ‘Menuju Biadab.’

Demokrasi bangsa Barat diawali oleh motif rakyat yang tidak punya tanah (proletar) ingin punya tanah. Di saat itu, semua tanah milik Raja, yang dikelola oleh para bangsawan/Baron/Lord. Rakyat hanyalah penyewa.

Namun di Asia, termasuk di Indonesia Raja punya tanah, rakyat juga punya tanah, juga hak ulayat hutan adat!!

Sialnya, gegara menjiplak habis sistem dan budaya demokrasi barat, malah yang terjadi justru negara Indonesia merampas tanah rakyatnya sendiri.

UU Pokok Agraria Tahun 1960 yang berfungsi untuk melindungi hak rakyat atas tanah, termasuk hak ulayat/adat justru sampai kini masih dikangkangi oleh negara sejak awal tahun 80-an oleh UU Kehutananan!

Prof. Robert Kiyosaki melakukan riset terhadap negara-negara modern (penganut demokrasi) yang terbentuk usai Perang Dunia ke-2 (negara-negara berkembang, red) yang sampai kini tak jua naik kelas menjadi negara menengah.

Melaporkan terdapat 2 sebab utama:

  1. Bodoh Berorganisasi
  2. Masalah Lahan.

Misalnya hampir semua partai dan organisasi masyarakat tak mau dan tak mampu mengutip iuran anggota, akibatnya bodoh berorganisasi.

Misalnya lagi, rakyat punya lahan (=harta) dengan sertifikat Girik (Surat C), tapi tidak bisa akses kredit dana dari bank. Lalu di mata negara dianggap sebagai rakyat lemah/miskin sehingga dimasukkan dalam program-program pengentasan kemiskinan, pakai duit hutang pinjaman luar negeri pula.  Ini kan sebuah kesalahan besar yang disinyalir kuat memang disengaja!!

Wong rakyat yang dimaksud miskin oleh negara, faktanya punya harta, kok berupa lahan. Kok jadi tidak bisa atau tidak berhak pinjam duit ke bank dengan jaminan lahan miliknya sendiri untuk membiayai kegiatan bisnisnya sendiri??

Idealnya demokrasi Indonesia itu harus dieksplore dari sila ke-4 ( Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan perwakilan). Bukan malah jiplak sstem dan budaya demokrasi liberal ala Barat itu.

Sebagai masyarakat kolektif yang punya kampoong dan budaya serta tradisi sukunya masing-masing sebagai pembeda.

Bangsa Indonesia teramat beragam!! Kata Jokowi kita punya 714 suku nusantara (BPJS 2010, 1.331 suku)-Bhineka Tunggal Ika.

Idealnya kita harus punya rumusan sendiri, baik sistem dan budaya ala Indonesia, sebut saja sebagai Demokrasi Panca Sila .

Seperti contoh negara Republik Islam Iran (berdiri sejak tahun 1979), menyebut demokrasinya adalah “Demokrasi Ala Mullah.”

Kalau rakyat bangsa barat (dulu mereka terdiri dari ribuan suku/tribal) itu adalah rakyat proletar yaitu relatif seragam karena senasib-sepenanggungan akibat sama-sama tak punya tanah untuk cari makan bagi dirinya maupun untuk keluarganya.

Dikatakan, Abdon Nababan (pendiri AMAN, peraih Magsaysay Award 2017 kategori Community Leadership (Kepemimpinan Komunitas/Masyarakat). Dimana sejak thn.1959, baru ada 2 orang Indonesia yang memperolehnya, selain Abdon Nababan yaitu 24 tahun sebelumnya adalah Gus Dur pada thn 1993).

Demokrasi Panca Sila=Kombinasi Permusyawaratan dan Perwakilan (Sila ke 4 Panca Sila):

Di tingkat komunitas (adat, desa, atau nama lain budaya) berlaku permusyawaratan penuh.

Di tengah (kabupaten dan provinsi) berlaku kombinasi demokrasi permusyawatan dan perwakilan.

Di atas (nasional) berlaku perwakilan penuh.

***

Jadi maksudnya tak ada lagi sistem pemilihan langsung yang mengandalkan metode pemilihan “One Man One Vote 100%” seperti saat ini.

Sehingga dalam Pilkades, pemilihan 75 ribuan kepala desa-pun sejak tahun 2014 seragam  menggunakan metode pemilihan ‘One Man One Vote’. Sistem Musyawarah Mufakat yang di Desa dilakukan sejak jaman nenek moyang masing-masing seketika itu saja dibuang habis.

Akibatnya, tali silaturahmi masyarakat desa dirusaknya secara terstruktur, sistemik, dan masif (TSM).

Sungguh sekarang ini, kita sedang menjalankan  sebuah system demokrasi yang barbarian!! Demokrasi Tuna Adab Menuju Biadab, dimana kompetisi politik semakin lama semakin ditentukan oleh Politik Uang.. bahkan sampai Pilkades, sekali pun.

 

#Nara Sumber: Sabar Mangadoe

Founder Yayasan GKP

#GerakanKebajikanPancasila

Share226Tweet142Pin51

Berita Terkait

Hermanto Hamonangan Sipayung, SH, CIM

Amnesti-Abolisi Hasto dan Lembong:  Bukan Sekadar Maaf tapi Peluang Koreksi Hukum

01/08/2025

PEMBERIAN  amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong dalam kasus menyeret nama mereka ke dalam pusaran polemik hukum,...

PILKADA 2024, ANAK MUDA BISA APA?

02/07/2024

PEMILU  Tahun 2024 sudah selesai, sebentar lagi pemilihan kepala daerah yang hakikinya dilaksanakan sekali setiap lima tahun akan dimulai. Secara...

Aspek Positif dan Negatif dari Perubahan Umur Calon Presiden dan Wakil Presiden

04/06/2024

PEMILIHAN Presiden pertama kali di Indonesia bukan dari pemilihan umum yang langsung dipilih oleh rakyat. Pemilihan Presiden pada awal tahun...

Prof Dr Heri Budi Wibowo

Indonesia Menuju Swasembada Pangan dan Makan Siang Gratis dengan Modifikasi Cuaca

17/05/2024

KETAHANAN pangan menjadi salah satu sasaran program jangka Panjang pemerintah sampai tahun 2040 menuju Indonesia emas. Target utama dari ketahanan...

Pematangsiantar Butuh Pemimpin Berani dan Akses Alternatif Hadirkan Dana Pembangunan

16/04/2024

SimadaNews.com-Pemilihan kepala daerah, termasuk di Kota Pematangsiantar, menjadi sorotan pada tahun ini. Sejumlah calon wali kota potensial telah mulai muncul...

Selamat Datang Era Legitimasi Vs Legalitas

16/02/2024

PUJI Syukur pada Sang Ilahi ! Pemilu Serentak 2024 sampai saat ini berjalan sesuai agendanya.. Ternyata jnggulan pilihan politik perwakilan...

Berita Terbaru

News

PLTMH Aek Silang II Dituding Rusak Lingkungan, Petani Gagal Panen – Aliansi Mahasiswa Sumut Serukan Aksi Perlawanan

17 September 2025 | 21:28 WIB
News

8 Pelaku Tawuran Maut di Tebing Tinggi Ditangkap, 11 Masih Buron

17 September 2025 | 19:35 WIB
News

Diduga Ilegal, Galian C Tambang Pasir Gunakan Mesin Sedot Bebas Beroperasi di Nagori Bah Kisat Tanah Jawa

17 September 2025 | 14:11 WIB
News

Traffic Light Sering Mati, Terminal Bayangan Masih Marak di Kota Siantar

17 September 2025 | 07:44 WIB
News

DPRD Tolak Kehadiran Bajai Online di Kota Pematangsiantar

16 September 2025 | 21:23 WIB
News

Amaliun Hotel Apresiasi Layanan Indibiz Telkom Pada Hari Pelanggan Nasional 2025

16 September 2025 | 20:51 WIB
News

PW KAMMI Sumut Gelar Diskusi Kebangsaan: Supremasi Sipil dan Desakan Investigasi Kerusuhan Agustus jadi Sorotan

16 September 2025 | 20:30 WIB
News

DPRD Soroti Hilangnya Program Kota Layak Anak di Pematangsiantar

16 September 2025 | 20:12 WIB
News

Pagi Tragis di Huta Baru Simantin Pane Dame, Seorang Petani Akhiri Hidup di Ladang Jagung

16 September 2025 | 09:24 WIB
News

Telkom Sumut Gelar Health Leaders Gathering Bersama Rumah Sakit se-Sumatera Utara

15 September 2025 | 21:28 WIB
News

IIER dan PSPK Sukses Gelar Workshop Keamanan Anak di Ruang Digital

15 September 2025 | 20:31 WIB
News

Enam Hari Tak Keluar Rumah, Hotma Justina Sidabalok Ditemukan Sudah Meninggal

15 September 2025 | 16:38 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

xnxx