Lemahnya Fungsi Kepemimpin
RENDAHNYA produksi Tandan Buah Segar menunjukkan kegagalan PTPN dalam melakukan penelitian dan pengembangan tehnologi pengelolaan kelapa sawit.
Hal ini sangat prinsip, mengingat pengalaman Indonesia sudah sangat baik dalam mengelola tanaman kelapa sawit, para ahli banyak, anggaran PTPN juga berlimpah sebelum merugi, lalu apa masalahnya?.
Meruginya beberapa PTPN membuktikan bahwa fungsi kepemimpinan dan pengawasan lemah, pengelolaan menejemen seperti Auto Pilot, ada atau tidak pimpinan sama saja, maka sebenarnya rutinitas pergerakan perusahaan ada di tangan pekerja lapangan, sehingga produksi tidak meningkat, saat terjadi penurunan harga langsung merugi, di tambah lagi dengan banyaknya kebocoran anggaran, akibatnya faktor penelitian dan pengembangan tehnologi gagal karena kurang anggaran.
Kepemimpinan mana yang lemah? Kalau mau jujur tentu Direktur Utama sebagai pihak yang mengelola, namun faktanya Direktur Utama yang mengakibatkan meruginya PTPN malah di promosikan, ini merupakan kesalahan fatal dalam pemberian reawrd and funishment untuk penempatan jabatan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada rasa tanggung jawab, rasa malu di benak pejabat, seharusnya pejabat yang bersangkutan mundur karena merasa malu atas tanggung jawabnya yang lemah, tetapi malah dengan bangga menerima promosi jabatan.
Seharusnya Menteri BUMN juga mundur kerana merasa malu telah mempromosikan pejabat yang gagal, namun nyatanya cuwek saja tanpa beban.