“Selain di dapur umum, relawan yang lainnya membaur dengan keluarga korban yang bertahan di dermaga Tigaras. Sebagai catatan, tidak semua keluarga korban yang bertahan di dermaga Tigaras. Ada yang bertahan di rumah-rumah warga, Mesjid dan Hotel/penginapan,” ujar Martin yang juga merupakan Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan Pengurus Pusat GMKI.
Menurutnya, aktifitas melakukan trauma healing lebih banyak dilakukan di malam hari. Hal ini dikarenakan sepanjang pagi hingga sore menjelang malam, keluarga korban terkonsentrasi di dermaga untuk menunggu perkembangan terbaru dari tim pencari dan penolong yang terus bekerja.
Di lokasi yang sama, Yudhi Simorangkir, Koordinator Logistik Posko GMKI menjelaskan, selain aktifitas sosial, relawan GMKI juga menyalurkan 38 helai selimut, 40 helai tikar plastik kecil, 50 pasang kaos kaki, lima lusin pakaian dalam perempuan, dan tiga lusin pakaian dalam laki-laki.
Barang-barang ini berasal dari anggota dan senior GMKI dan disalurkan langsung kepada keluarga korban yang tersebar di beberapa tempat sekitar dermaga Tigaras.
Pada hari Rabu 28 Juni, Basarnas telah menemukan KM Sinar Bangun dan para korban di kedalaman 450 meter.
“Saat ini sedang diupayakan proses evakuasi kapal dan korban, namun karena lokasi kapal yang berada di kedalaman 450 meter, dibutuhkan alat pengangkat yang harus dibawa dari luar Sumatera Utara,” kata Yudhi.