SimadaNews.com-Sesepuh Ikatan Pemuda Karya (IPK) se-Indonesia Moses Tambunan, berharap kepada seluruh pengurus dan anggota Organisasi Kepemudaan (OKP) di Sumatera Utara (Sumut) bijak menyikapi pelaksaan Pilkada.
Suatu kesempatan baik bagi SimadaNews, bisa bertemu dengan sesepuh OKP ini, Minggu (11/3) berbincang-bincang tentang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumut.
Menurut Moses, Sumut merupakan daerah yang memiliki keberagaman. Berbagai suku, agama ada di Sumut. Sehingga daerah ini memiliki fenomena politik yang tinggi. Namun meskipun berbeda-beda, hal unik yang bisa menjadi nilai positif bagi masyarakat Sumut tetap memiliki kekompakan menjaga persatuan.
Moses menuturkan, kekompakan merajut perbedaan yang selama ini sudah terjaga dengan baik, hendaknya terus dipelihara dan dirawat sebaik mungkin menjelang Pilkada Sumut.
Dalam merawat kekompakan itu, lanjut Moses, peranan pengurus dan anggota OKP sangat penting. Pengurus dan anggota OKP harus bisa menjadi pelopor menjaga kebersamaan itu. Bahkan, para OKP harus mampu menghempang isu-isu yang bisa merusak persatuan dan kebersamaan masyarakat Sumut.
Isu yang dapat merusak kebersamaan itu, sebut Moses, bisa seperti berita-berita hoax yang sengaja diciptakan oknum tertentu. Bisa juga isu Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA).
”Pengurus dan angota OKP harus bijak. Dan jangan mau terpecah beria hoax dan isu SARA. Bahkan harus bisa mendeteksi dan menghempangnya,” kata Moses.
Dipaparkan Moses, pada gelaran Pilkada biasanya OKP maupun ormas pasti banyak dilibatkan para calon baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk suksesi pemenangan. Sudah pasti, ormas dan OKP memiliki calon yang berbeda-beda.
Tetapi meskipun berbeda-beda dukungan, diharapkan para pengurus dan anggota OKP dan Ormas tidak saling sikut menyikut. Namun, harus saling menghargai dan tetap menjalin silaturahmi dengan baik.
“Gelaran pilkada ini hanya sekali dalam lima tahun. Jangan gara-gara pilkada, kebersamaan dan silaturahmi OKP dan Ormas rapuh. Harusnya semakin diperkokoh dan saling menghargai,” pungkasnya.
Moses kembali menegaskan, OKP dan Ormas harus membangun gerakan sistimatis untuk memerangi isu SARA dan segala macam bentuknya. Termasuk sistim dan kebijakan diskriminatif serta sentimen-sentimen SARA. Hal itu penting, karena isu SARA bisa merusak dan untuk mengikis kehidupan sosial berbudaya yang selama ini sudah terawat dengan baik.
Dia menambahkan, implementasi gerakan anti isu SARA bisa dilakukan dengan cara menggalang partisipasi masyarakat untuk bersama-sama memeranginya.
”Melibatkan partisipasi masyarakat inilah peran OKP dan Ormas. Begitu mendengar sedikit saja muncul isu SARA, para pengurus OKP dan Ormas harus langsung bisa mengantisipasi dan menghilangkan itu,” pungkasnya mengakhiri. (win/mas/snc)