SimadaNews.com-Dua warga Samosir yang dinyatakan positiv Covid-19, dipastikan terpapar bukan saat berada di Samosir. Sebab, keduanya selama ini sudah berada di luar daerah.
Hal itu disampaikan Kadis Komindo Samosir Rohani Bakkara, kepada wartawan, Kamis 2 Juli 2020.
Rohani menerangkan, bahwa Pemkab Samosir melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Samosir, menerima informasi dari Dinkes Sumut, terkait adanya dua pasien Covid-19 berasal dari Samosir.
Pasien itu, yakni AI (27), perempuan yang selama ini bekerja di Kota Medan. Dan terakhir pulang ke Samosir pada Pebruari lalu. Kini, AI sedang menjalani perawatan di RS Adam Malik Medan.
Kemudian, AP yang sudah terlebih dahulu ditetapkan terpapar Covid-19 dan sampai saat ini sudah dua kali melakukan pemeriksaan SWAB RT-PCR dengan hasil positif-negatif dan Sabtu akan datang akan dilakukan uji lab untuk ketiga kalinya, dan diharapkan hasilnya nantnya negative.
“Jadi dari penelusuran dan riwayat perjalanan, kedua pasien dimaksud dipastikan tidak terpapar di Samosir. Mari kita bawa dalam doa, semoga kedua pasien lekas sembuh,” kata Rohani.
Rohani mengungkapkan, ada tiga fakta yang dicermati saat ini, dimana hidup jalan terus, kebutuhan hidup harus dipenuhi, dan Covid-19 setiap saat memiliki potensi menginfeksi. Sehinga, pilihan ideal adalah hidup dengan protokol kesehatan yang ketat agar aman dari potensi penularan Covid-19.
Rohani menuturkan, Pemkab Samosir melalui GTPP Covid-19 tetap mengimbau agar masyarakat tetap menggunakan masker, sering cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, hindari kerumunan, dan tingkatkan imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi setiap hari.
Di samping itu, tetaplah terinformasi dengan informasi terkini terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 di Kabupaten Samosir.
“Jangan panik terhadap berita infeksi, namun peganglah prinsip Covid-19 dapat sembuh dan pemerintah tetap hadir untuk mencegah dan menangani Covid-19,” pungkas Rohani.
Rohani menambahkan, di masa Pandemi Covid-19, perlu membangun ketahanan kesehatan di keluarga dan lingkungan, untuk tetap dapat beraktivitas dalam kegiatan sehari-hari.
“Normal baru yang diterapkan bermakna agar kita lebih berhati-hati, bukan untuk lebih leluasa berkegiatan minus protokol kesehatan. Normal baru adalah membiasakan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat. Jika sudah terinfeksi, harganya cukup mahal karenanya lebih baik mencegah daripada mengobati,” ucap Rohani. (snc)
Laporan: Benry Naibaho
Editor: Hermanto Sipayung