SimadaNews.com-Salah satu kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki etnis Simalungun yang mendiami wilayah Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang siantar adalah seni arsitektur rumah adat yang disebut Rumah Bolon.
Penyelamatan dan pelestarian berbagai jenis istana kerajaan di Simalungun, sejauh ini masih banyak berkutat dalam bentuk konsep dan wacana yang belum menyentuh pada solusi aplikatif dan konklusi riil di lapangan.
Salah satu langkah nyata penyelamatan dan pelestarian istana kerajaan di Simalungun, dilakukan sejumlah pegiat budaya beberapa tahun lalu mengusulkan kepada pihak Angkasa Pura II, untuk diberikan izin mendirikan miniatur bangunan Rumah Bolon di Bandara Kuala Namu. Dan akhirnya, Jumat (5/4) usulan itu terwujud dengan adanya peresmian miniatur Rumah Bolon di Bandara Kuala Namu.
Peresmian maket rumah Bolon Kerajaan Purba Simalungun, diawali dengan penampilan tortor sombah yang dibawakan Sanggar Rayantara dan pembukaan tirai maket oleh Executive General Manager PT Angkasapura 2 Medan Bayuh Iswantoro.
Selain itu, dilakukan juga acara “manurduk demban” dan memasangkan pakaian adat Simalungun kepada Buyuh Iswantoro.
Maket ini bisa dibangun, berkat bantuan dana sukarela pemerhati budaya dan tokoh-tokoh Sumalungun.
Ketua Umum HMSI Mulia Rinda Purba SE SH menilai bahwa proyek ini memberikan kontribusi untuk pariwisata Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Simalungun dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pariwisata.
Mulia merencanakan melalui kegiatan HMSI untuk menempatkan maket yang sama di bandara lain seperti Bandara Silangit hingga Bandara Soekarno Hatta.
Hadir saat acara, tokoh-tokoh Simalungun, dr Sarmedi Purba, Parlindungan Purba, Jordiman Purba, Sultan Saragih, Oppung Raminah Garingging dan sejumlah pegiat budaya Simalungun lainnya.
Sekedar diketahui, Rumah Bolon Purba merupakan bangunan warisan Pangultop-ultop, Raja Simalungun pertama. Istana dibangun pada Tahun 1515 di Kecamatan Purba berjarak sekitar 170 Kilometer dari Medan dan 70 Kilometer dari Kota Pematangsiantar.
Pangultop-ultop atau yang juga dikenal sebagai Tuan Raendan ini merupakan raja yang sangat piawai dalam memimpin sehingga sosoknya pun sangat disegani masyarakat.
Di dalam Rumah Bolon Purba, terdapat beberapa buah tanduk kerbau, tanduk kerbau tersebut merupakan tanduk kerbau yang pernah digunakan pada upacara adat Simalungun yang dipimpin langsung oleh sang raja. Bahkan jumlah tanduk yang ada di rumah Bolon mencerminkan jumlah raja yang telah memerintah.
Rumah Bolon dibangun dengan menggunakan kayu hutan dan tidak memakai paku, namun sampai saat ini masih dapat berdiri kokoh. Rumah Bolon, selain merupakan istana tempat tinggal raja, masih memiliki sembilan bagian bangunan lainnya yang masih satu kesatuan dengan dengan rumah utama atau istana raja.
Miniatur Rumah Bolon Kerajaan Purba tersebut sudah ada di Bandara International Kuala Namu, sebuah kebanggaan bagi Etnis Simalungun bahwa kelestarian bisa dilakukan dan semoga bisa menjadi destinasi wisata serta bisa dilihat bagi semua penumpang yang landing di Kuala Namu. (rel/Erwin/snc)