SimadaNews.com-Presiden Joko Widodo, bertindak selaku inspektur upacara dalam Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri Tahun 2019 yang bertempat di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/7).
Presiden dalam kesempatan tersebut sekaligus melantik dan mengambil sumpah para calon perwira remaja (capaja) yang berjumlah 781 orang dari mantra TNI dan Kepolisian.
Tanda pangkat disematkan oleh Kepala Negara di pundak empat orang perwira remaja yang meraih penghargaan Adhi Makayasa (lulusan terbaik), baik dari Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), maupun Akademi Kepolisian (Akpol).
Perwira remaja berprestasi tersebut yaitu Fajar Muhammad Al Farouk dari Akmil, Ariz Pama Yudhaprawira dari AAL, Muhammad Ihza Nurrabbani dari AAU, dan Muhammad Idris dari Akpol.
Saat penyematan tanda pangkat berlangsung, delapan pesawat tempur F-16 TNI AU melintas di area udara Istana Kepresidenan. Setelahnya, Kepala Negara mengambil sumpah bagi seluruh perwira TNI dan Polri.
Pengambilan sumpah tersebut secara simbolis diwakili oleh lima perwira menurut agama yang dianut, yakni Try Sutrisno (Akmil) sebagai perwakilan beragama Islam, Risma Gusly Maria S. (AAL) sebagai perwakilan beragama Protestan, Gregorius Nourmanda Allo Tangko (AAU) perwakilan beragama Katolik, Ni Luh Putu Titin (Akpol) sebagai perwakilan beragama Hindu, dan William (Akmil) sebagai perwakilan beragama Buddha.
Para perwira yang dilantik langsung oleh Presiden itu terdiri atas 475 perwira dari TNI dan 306 perwira dari Polri. Pelantikan 475 perwira dari Akademi TNI itu didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 53 TNI Tahun 2019.
Sementara itu, 306 perwira lain yang berasal dari Akademi Kepolisian dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 54 Polri Tahun 2019.
Saat menyampaikan sambutan, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada para perwira remaja TNI dan Polri yang telah dilantik untuk mengikuti perkembangan zaman menghadapi tantangan global yang semakin berat.
“Saudara-saudara adalah penjaga masa depan bangsa ini. Kejayaan Indonesia sudah ada di depan mata tetapi harus diraih dengan kerja keras dan kerja cerdas. Masa depan yang penuh harapan tetapi juga sekaligus penuh dengan tantangan-tantangan besar,” ujarnya.
Tantangan-tantangan tersebut di antaranya ialah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta munculnya revolusi industri baru yang semakin menimbulkan perubahan dalam berbagai bidang dengan cepat dan berdampak besar. Semua hal itu menimbulkan disrupsi-disrupsi dan kompleksitas yang menuntut perhatian TNI dan Polri dalam menjalankan tugasnya.
“Dunia sekarang ini penuh dengan disrupsi, perubahan, risiko-risiko. Dunia juga semakin kompleks, penuh dengan kejutan-kejutan yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan-hitungan kita. Sekali lagi, kecepatan, kompleksitas, dan ketidakterdugaan adalah ciri baru dari dunia internasional yang berlangsung berubah saat ini,” kata Presiden.
Hal-hal baru yang muncul sebagai akibat dari tantangan tersebut juta menuntut adanya perubahan cara kerja kita dalam menghadapi masalah. Cara-cara dan model-model lama dalam bekerja kini tak lagi bisa digunakan.
”Advanced robotic dan artificial intelligence telah mempermudah kita di banyak hal termasuk di dunia kemiliteran dan kepolisian. Tetapi di saat yang sama juga menimbulkan jenis-jenis kejahatan baru yang menjadi tantangan kita bersama,” tuturnya.
Maka, tidak ada pilihan lain bagi TNI, Polri, dan seluruh pihak untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta bekerja dengan penuh kecepatan. TNI dan Polri juga harus melengkapi diri dengan sistem, teknologi, dan cara-cara terkini dalam menghadapi setiap ancaman yang muncul ke depannya.
“Di dunia kemiliteran pasti terjadi perkembangan yang luar biasa dalam strategi, taktik, dan sistem persenjataan. Di dunia kepolisian juga harus semakin canggih dalam memberantas kejahatan digital, penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan ketertiban, serta perlindungan dan pelayanan kepada rakyat dan masyarakat,” ucapnya.
Di saat yang sama, tugas TNI dan Polri untuk melindungi Pancasila dari gempuran ideologi-ideologi lain juga amat besar. Kepada para perwira remaja yang baru saja dilantik, Kepala Negara berpesan agar tetap menjaga toleransi terhadap perbedaan di dalam keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Saudara harus terus melindungi Pancasila dari gempuran gelombang ideologi-ideologi luar. Saudara harus menjaga Bhinneka Tunggal Ika, menjaga toleransi terhadap perbedaan antaranak bangsa. Saudara harus terus menjaga persatuan dalam keberagaman Indonesia,” kata Presiden.
Presiden Jokowi kemudian mengakhiri amanatnya dengan mendoakan kesuksesan bagi para perwira remaja TNI dan Polri untuk dapat membawa kejayaan bagi Indonesia di masa mendatang.
“Saya ucapkan selamat bertugas kepada para patriot muda Indonesia. Buatlah orang tuamu bangga, buatlah Indonesia berjaya,” tandasnya. (snc)
Sumber: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Editor: Hermanto Sipayung

Discussion about this post