SimadaNews.com – Bakti Kesehatan Bermartabat (BKB) Provinsi Sumut dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Simalungun menggelar kegiatan bakti sosial operasi bibir sumbing, sunat massal, pengobatan gratis dan pemeriksaan jantung di Puskesmas Tapian Dolok Jalan Medan-Pematangsiantar, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Jumat (17/09/2021).
“PPNI Simalungun merasa bersyukur ikut berperan serta dalam bakti sosial tersebut, dan kita belajar bagaimana profesionalitas kegiatan sosial kemasyarakatan dikelola demikian baik. Apalagi relawan PPNI Simalungun terlibat langsung dalam aksi sunat missal,” kata Ketua PPNI Simalungun, Syahrul Nasution kepada simadanews.com, Jumat (17/09/2021).
Dijelaskan Syahrul Nasution, pada bakti sosial tersebut, 3 anak mendapatkan pelayanan operasi bibir sumbing yang dilaksanakan di dalam mobil “Rumah Sakit Berjalan” yang diparkirkan di halaman depan Puskesmas. Kemudian, 96 anak mendapatkan pelayanan sunat massal, dimana PPNI Simalungun turut serta sebagai pelaksana penyunatan.
“Saya bersama beberapa relawan PPNI Simalungun, diberi kepercayaan untuk menyunat anak-anak. Dan, dua dari anak yang disunat itu, dari keluarga Nasrani,” kata Syahrul Nasution.
RUMAH SAKIT BERJALAN
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi meresmikan Program Bakti Kesehatan Bermartabat (BKB) Sumut, ditandai dengan peluncuran bus “Rumah Sakit Berjalan” untuk memberikan layanan kesehatan gratis kepada masyarakat di halaman Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Kota Medan, Rabu 19 Juni 2010.
Rumah Sakit Berjalan “Accuplast Cleft Mobile Operation” merupakan bus yang dilengkapi berbagai peralatan medis yang memungkinkan untuk dilakukan tindakan medis seperti operasi bedah.
Rumah Sakit Berjalan yang didukung penuh RSU Haji Medan tersebut akan berkeliling ke 33 kabupaten/kota untuk memberikan layanan kesehatan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.
Rumah Sakit Berjalan yang diprioritaskan untuk daerah terpencil ini mampu melayani berbagai macam penyakit, diantaranya penyakit dalam, khitanan massal, patologi anatomi, stunting, hernia, bibir sumbing, gangguan pendengaran, penyakit gigi dan mulut, hingga pemberian obat dan konseling.
Program Bakti Kesehatan Bermartabat ini merupakan implementasi dari pembangunan kesehatan yang menjadi prioritas Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah.
“Salah satu prioritas saya adalah kesehatan, ini adalah bentuk implementasinya. Saya keliling melihat warga saya, masih banyak yang kesulitan mendapatkan kesejahteraan dalam kesehatan. Omong kosong kita bisa membangun Sumut bila kita tidak berikan kesehatan yang baik. Inilah solusinya, saya menginginkan kendaraan kesehatan yang mobile (bergerak), kita akan lakukan bertahap, selama saya menjabat harus ada minimal lima kendaraan yang bersiaga untuk melayani masyarakat,” ucap Gubernur ketika itu.
Gubernur berharap, Rumah Sakit Berjalan tidak hanya melakukan tindakan medis atau mengobati penyakit. Tetapi juga harus bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat dan menjaga kesehatan.
“Karena menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati,” ujarnya.
Edy Rahmayadi juga berharap, program Bakti Kesehatan Sumut Bermartabat ini terealisasi dengan baik dan menjangkau seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Sumut. Edy pun mengajak para dokter dan pihak terkait lainnya untuk sama-sama mewujudkan pembangunan kesehatan masyarakat.
“Mari kita bangun, kesehatan adalah hak masyarakat, berikan masukan saya, apa yang harus saya lakukan, sehingga anak anak kita sejahtera sehingga mereka bisa banyak berbuat untuk bangsa membangun Sumatera Utara,” ujar Edy.
KESENJANGAN KESEHATAN DI MASYARAKAT
Sebelumnya, Ketua Panitia dr Alwi Mujahid Hasibuan MKes mengaku ide pembuatan bus Rumah Sakit Berjalan ini dilakukan karena melihat kesenjangan kesehatan di masyarakat.
“Banyak di daerah terpencil yang sulit untuk mendapatkan kesehatan yang layak. Ini kita buat agar bisa menyentuh itu. Untuk operasionalnya, bus ini masih menggunakan swadaya dari para donatur berjiwa sosial, tapi dengan respons positif dari Gubernur Edy Ramayadi mungkin nanti bisa dibantu dianggarkan,” ujar Alwi.
Alwi juga menjelaskan, bahwa Ruang Operasi Mobile berbentuk bus ini adalah prototipe original pertama di Sumut.
“Saat ini baru satu unit yang kita miliki, karena ini yang pertama. Harapannya tim bakti sosial bisa sampai ke ujung daerah terpencil,” jelas Alwi. (Ingot Simangunsong/Sumber: Biro Humas & Keprotokolan Setdaprovsu)