SimadaNews.com-Presiden Joko Widodo menegaskan, ada dua hal yang harus menjadi perhatian untuk menguatkan ekonomi Indonesia. Yang pertama, menggalakkan kembai kinerja ekspor dan kedua membuka seluas-luasnya iklim investasi di dalam negeri.
“Perlu juga saya ingatkan kepada kita semua, dua hal penting, yakni ekspor dan investasi, ini akan menguatkan ekonomi kita,” kata Jokowi beberapa waktu lalu di Kawasan Tanjung Priok, Jakarta.
Berkaitan dengan investasi, Kementerian Pertanian telah melakukan deregulasi terhadap peraturan yang terkait dengan perizinan, pelayanan, dan kemudahan berinvestasi. Dalam bidang perizinan, sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha, telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/TI.120/11/2017 tentang Pelayanan Perizinan Pertanian Secara Elektronik sehingga proses perizinan di Kementerian Pertanian menjadi sederhana.
“Usaha pro-aktif meningkatkan investasi pertanian menunjukan hasil yang menggembirakan. Hasil deregulasi ini membuat tren nilai investasi, dari tahun 2014 sampai 2017 investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh rata-rata per tahun sebesar 24,26 persen,” ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/11)
Kuntoro menyebutkan, investasi yang sudah berjalan didominasi subsektor perkebunan terutama kelapa sawit, karet, kopi, tebu, teh dan sebagian komoditas pada subsektor peternakan terutama unggas dan sapi, serta hortikultura. Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi pertanian Triwulan IV tahun 2017 sebesar Rp159,4 triliun, meningkat 9,6 persen disbanding periode yang sama tahun 2015.
Masing-masing untuk realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 58,1 triliun, meningkat 25,8 persen dibanding capaian periode yang sama 2015. Dan Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Rp101,3 triliun atau tumbuh 2,1 persen.
Pada sektor industri gula, pengembangkan kebun tebu seluas 200 ribu ha untuk memenuhi iddle capacity Pabrik Gula existing, dan mendorong pengembangan lahan 500 ribu ha untuk memenuhi kebutuhan bahan baku 14 Pabrik Gula (PG) baru. Pengembangan PG diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru bagi 3,87 juta jiwa.
“Investasi PG sudah mulai dengan pembangunan konstruksi dan akan berproduksi pada tahun 2019n” kata Kuntoro.