SimadaNews.com – Wali Kota Tebingtinggi H.Umar Zunaidi Hasibuan, hadiri kegiatan Musyawarah IX Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Tebingtinggi, di Gedung Balai Kartini Jalan Gunung Louser, Sabtu (19/12/2020).
Walikota mengatakan, “Saya berharap pemilihan ini bukan menjadi awal dan akhir dan pangkal keretakan dari pada bidan di Kota Tebingtinggi. Gara-gara tidak terpilih atau ada yang sudah menjadi tim sukses, jangan sampai ada money politik. Kalau itu terjadi hancur kita. Oleh karena itu biarkan mengalir.”
Walikota mengingatkan, ada sesuatu yang harus diperhatikan untuk Tebingtinggi. Angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi masih cukup tinggi. Kita belum bisa menekannya menjadi sebuah keberhasilan didalam program pemberdayaan kehidupan masyarakat kita.
“Apalagi dalam pandemi COVID ini, hal ini tantangan bagi kita. Dari anak yang belum cukup umur, masih terlalu muda menikah, kemungkinan akan menghasilkan keturunan yang juga masih dalam keadaan kurang baik bibitnya,” ujarnya.
Kemudian, anak stunting (gizi buruk) di Kota Tebingtinggi ada 165 orang. Anak stunting itu lahir dari ibu yang tidak mengurus anaknya dari kandungan. Ini tolong menjadi perhatian para bidan. Untuk itu perlu kita memberikan penjelasan dan pengertian kepada ibu-ibu hamil pada waktu kontrol.
Sementara itu Ketua IBI Kota Tebingtinggi Rahmayani Lubis melaporkan, musyawarah sesuai dengan AD/ART organisasi, dan berharap, “Dalam prakteknya diharapkan bidan dapat memberikan pelayanan kebidanan menjamin pelayanan yang aman bagi pasien dan masyarakat sesuai dengan SOP dan mudah diakses masyarakat. Bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan profesional berkinerja tinggi dan bekerja secara ilmiah,” kata Rahmayani. (***)
Discussion about this post