SimadaNews.com-Federasi Wing Chun Indonesia sukses menyelenggarakan Turnamen Wing Chun Indonesia 2018 yang berlokasi di Gor Amongrogo, Yogyakarta, Sabtu-Minggu (3-4/11). Kejuaraan itu mengusung tema “Wing Chun for The World”.
Kejuaraan nasional Wing Chun tersebut, diikuti 312 peserta perwakilan 18 provinsi Indonesia, dan 10 atlit Wing Chun tamu negara Malaysia, Spanyol dan Argentina.
Rudy Hakim selaku Ketua Panitia Pelaksana Turnamen Wing Chun Indonesia 2018, pada saat temu pers menuturkan, Turnamen Wing Chun Indonesia 2018 mempertandingkan total 15 nomor kategori Form/Taolu, dan 18 nomor kategori Chisao Sport.
Untuk pertama kalinya, kategori Form/Taolu untuk kelas Anak (usia 7-12 tahun) dan kategori Chisao Sport untuk kelas Remaja (13-17 tahun) dibuka. Pembukaan kategori ini menandakan perkembangan Wing Chun pada kalangan atlit usia anak dan remaja. Turnamen Wing Chun Indonesia 2018 juga mempertandingkan kategori Form/Taolu Luk Dim Pan Kuen sebagai Test Event.
Terhusus Kontingen Wing Chun Sumatera Utara, dinyatakan Gagal Tanding (No Contest ) dikarenakan tidak daftar Ulang (Re Entry) pada saat pendaftaran ulang sampai saat batas waktu yang ditentukan, dimana Federasi Wing Chun Indonesia menggunakan Standart Pendaftaran Online (Online Entry) dan Sistem Penilaian Elektronik ( E-Scoring System).’
Yeyen Sitohang, Ketua Federasi Wing Chun Indonesia Sumatera Utara sebagai Penanggungjawab Kontingen Wing Chun Sumut, setelah dihubungi melalui seluler membenarkan Kontingen Wing Chun Sumut Gagal Tanding ( NoContest) disebabkan adanya perubahan jadwal penerbangan oleh maskapai penerbangan (Re Scedul) dikarenakan adanya gangguan teknis sistem penerbangan yakni cuaca buruk.
Hal tersebut diamini Heru Frederik Sitepu, selaku Sekretaris Federasi Wing Chun Sumut, yang juga Ketua Official Kontingen Wing chun Sumut.
”Kami Memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para atlit, orangtua atlit, pengurus, pembina, penasehat dan para donateur serta seluruh masyarakat Sumatera Utara, Hal ini sungguh di luar dugaan dan kemauan kita, tapi inilah kondisi yang harus diterima dengan lapang dada dan jiwa besar,” katanya.
“Semoga ini jadi pengalaman yang berharga untuk kita dimasa akan datang , dan mampu meraih prestasi terbaik kembali di event yang akan datang,” katanya lagi.
Martin Kusuma, Ketua Umum Federasi Wing Chun Indonesia, turut ikut menyesalkan Kejadian ini, dimana Wing Chun Sumut adalah Juara Umum pada tahun 2017, banyak bibit-bibit atlit berbakat di Sumut, tentunya kejadian ini merugikan Tim Kontingen Wing Chun Sumut dan atlit, baik materil maupun Moril.
“Semoga kejadian ini tidak terulang Lagi untuk semua Kontingen dalam event-event yang akan datang. Tapi slut dan terimakasih kepada seluruh kontingen Wing Chun Indonesia Sumut yang tetap hadir dalam Turnamen ini, terus berlatih dan mengukir prestasi yang gemilang. Kita semua harus lebih giat dalam berlatih dan menambah kemampuan agar dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia pada kejuaraan Wing Chun internasional,” katanya.
Saat kejuaraan itu, hadir Kepala Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga, Prof. Dr. Mulyana MPd, mewakili Kementrian Pemuda dan Olahraga, Kepala Seksi Olahraga, Balai Pemuda dan Olahraga, Dinas Dikpora DI Yogyakarta, Drs. Eko Heru Prasetro, mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Diskopra DI Yogyakarta, Sekretaris Umum KONI DI Yogyakarta, Drs. Agung Nugroho, M.Si, mewakili KONI DI Yogyakarta, President Grandmaster Siu Yuk Men, mewakili Ving Tsun Athletic Association, Hongkong. (rel/snc)