SimadaNews.com-Ratusan warga Nagori Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, melakukan unjukrasa di depan RSUD Perdagangan Kecamatan Bandar, Senin 6 Juli 2020.
Tujuan mereka mendatangi RSUD Perdaganga, meminta supaya piha rumah sakit memulangkan keluarga mereka yang sudah lama menjalani isolasi di rumah sakit milik Pemkab Simalungun itu.
“Bebaskan, pulangkan keluarga kami. Mereka sehat mereka tidak sakit dan tidak terpapar covid-19 (corona),” teriak warga.
Pantaun reporter SimadaNews.com, aksi warga itu sempat memanas. Sebab warga berusaha menerobos masuk ke dalam lokas RSUD, namun pigak RSUD dan petugas Satpol PP melakukan penghadangan. Aksi saling dorong pun sempat terjadi.
Meski pun kondisi hujan turun, warga Tanjung Hataran tetap berusaha meringsek masuk ke dalam lokasi RSUD. Namun, pihak rumah sakit dan Satpol PP tetap bersikukuh menolak warga, dan meminta warga supaya tidak masuk ke lokasi rumah sakit.
Saat berorasi, warga memprotes kebijakan yang mengisolasi 17 orang warga Tanjung Hataran di RSUD Perdagangan. padahal, warga yang di Isolasi dalam keadaan sehat walafiat.
Dua orang warga yang mengaku pernah di isolasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Batu 20, menyebutkan selama menjalani isolasi tidak ada perawatan khusus yang mereka terima. Dan selama berada di Batu 20, kesehatan mereka stabil dan hanya dikasih vitamin oleh paramedic.
“Waktu isolasi tidak ada perawatan khusus. Kesehatan kami stabil. Setiap hari kami hanya diberi dua butir Vitamin C,” aku keduanya.
Menurut warga, kondisi saat ini di Tanjung Hataran banyak anak-anak terlantar karena orangtuanya menjalani isolasi di rumah sakit. Sedangkan pihak pemerintah hanya memberikan beras 5 Kg, sementara kebutuhan lain tidak diberikan.
“Banyak anak-anak tidak mendaftar sekolah, karena orangtuanya masih menjalani isolasi. Masih ada 13 warga yang di isolasi di RSUD Perdaganga dan 22 warga di Batu 20,” sebut warga bergantian menyampaikan keluhan mereka.
Saat berunjukrasa, warga mendesak Pemkab Simalungun dan GTTP Covid-19 memulangkan warga Tanjung Hataran yang sedang menjalani isolasi.
Mereka juga meminta Gubernur Sumut Edi Ramayadi memberikan perhatian pada rakyat Kabupaten Simalungun yang saat ini merasa terzolimi,
Sebelum terjadi unjukrasa, dua minggu lalu masyarakat di Huta II Nagori Tanjung Hataran, tidak diperkenankan untuk beraktivitas di luar rumah. Apalagi sampai pergi meninggalkan nagorinya, selama proses isolasi mandiri selama 14 hari.
Selama menjalani isolasi, semua kebutuhan pangan masyarakat desa ditangani Pemkab Simalungun melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Ada sebanyak 325 kepala keluarga (KK) meliputi 844 jiwa di Huta II, Nagori Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun. (snc)
Laporan: Oki Sibagariang
Editor: Hermanto Sipayung

Discussion about this post