SimadaNews.com – Indonesia akan kembali menerima kedatangan Vaksin Covid-19 yang berasal dari perusahaan farmasi AstraZeneca (Covac Facility). Kedatangan vaksin Covid-19 kali ini merupakan kedatangan Tahap ke-12.
Berdasarkan informasi yang diterima InfoPublik pada Jumat (08/05/2021), sebanyak Sebanyak 1.389.600 dosis atau 138.960 vial vaksin AstraZeneca siap pakai akan tiba pada Sabtu (08/05/2021) pagi.
Vaksin AstraZeneca tersebut datang dari Belanda dengan pesawat angkut Qatar Airways QR-0956 Via Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta, Route Amsterdam (AMS)-Doha (DOH)-Jakarta (CGK).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi direncanakan akan menyambut kedatangan vaksin Covid-19 yang tentu akan membantu mempercepat program vaksinasi yang telah dimulai sejak Januari 2021 di Indonesia.
Sebelumnya Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari BPOM, Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, Apt, mengungkapkan bahwa BPOM telah menerbitkan persetujuan penggunaan Vaksin AstraZeneca pada masa darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada 22 Februari 2021 dengan nomor EUA2158100143A1. Vaksin AstraZeneca juga telah masuk di dalam WHO-Emergency Use Listing (EUL).
Terkait keamanan vaksin AstraZeneca, BPOM bersama tim pakar KOMNAS Penilai Obat, KOMNAS PP KIPI, dan ITAGI telah melakukan kajian lebih lanjut.
BPOM juga berkomunikasi dengan WHO dan Badan Otoritas Obat negara lain dan mendapatkan hasil investigasi dan kajian yang lengkap serta terkini terkait keamanan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Hasil review pada pertemuan Europe Medicines Agency yang dilaksanakan pada 18 Maret 2021 juga memberikan hasil bahwa manfaat vaksin dalam penanganan Covid-19 lebih besar daripada risiko efek sampingnya.
Vaksin tidak terkait dengan risiko pembekuan darah atau kejadian penggumpalan darah secara keseluruhan (tromboemboli) pada mereka yang menerima vaksin.
“EMA juga menekankan bahwa tidak ada permasalahan terkait kualitas vaksin Covid-19 AstraZeneca secara menyeluruh ataupun dengan bets tertentu,” paparnya.
Di tengah munculnya trend peningkatan secara eksponensial kasus penyebaran Covid-19 di beberapa negara serta munculnya varian-varian baru, maka sudah menjadi keharusan semua negara, termasuk Indonesia, untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
Vaksin multilateral merupakan wujud kegigihan dan konsistensi Indonesia dalam terus mengupayakan penguatan diplomasi vaksin guna mempercepat resiliensi kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah akan terus konsisten dalam memastikan keamanan dan kehalalan vaksin yang digunakan sesuai standar WHO dan izin dari BPOM.
Hingga 1 Mei 2021, Indonesia telah menerima vaksin total berjumlah 75.855.200 dosis baik dalam bentuk bahan baku (bulk) termasuk overfill, maupun dalam bentuk vaksin jadi.
Berikut rincian vaksin Covid-19 yang telah tiba di Indonesia melalui 11 tahapan pengiriman:
- Tahap 1 pada tanggal 6/12/2020 sebanyak 1,2 juta dosis vaksin jadi Sinovac.
- Tahap 2 pada 31/12/2020 sebanyak 1,8 juta dosis vaksin jadi Sinovac.
- Tahap pada 3 12/1/2021 sebanyak 15 juta dosis bahan baku atau bulk vaksin Sinovac dan, 1,5 juta dosis vaksin setengah jadi dari Sinovac.
- Tahap 4 pada 2/2/2021 sebanyak 10 juta dosis bahan baku atau bulk vaksin Sinovac dan, 1 juta dosis vaksin setengah jadi dari Sinovac.
- Tahap pada 5 2/3/2021 sebanyak 10 juta dosis bahan baku atau bulk vaksin Sinovac
- Tahap 6 pada 8/3/2021 sebanyak 1.113.600 dosis vaksin jadi AstraZeneca.
- Tahap 7 pada 25/3/2021 sebanyak 16 juta dosis bahan baku atau bulk vaksin Sinovac.
- Tahap pada 8 18/4/2021 sebanyak 6 juta dosis bahan baku atau bulk vaksin Sinovac.
- Tahap 9 pada 26/4/2021 sebanyak 3.852.000 dosis vaksin jadi AstraZeneca.
- Tahap pada 10 30/4/2021 pada 6 juta dosis bahan baku atau bulk vaksin Sinovac dan 482.400 dosis vaksin jadi Sinopharm.
- Tahap 11 pada 1/5/2021 Indonesia juga menerima 500.000 dosis vaksin Sinopharm hasil pemberian dari Pemerintah Uni Emirat Arab yang tiba di Tanah Air.
- Tahap 12 pada 8/5/2021 sebanyak 1.389.600 dosis mekr AstraZeneca.
Dari keseluruhan tahapan kedatangan vaksin tersebut, Indonesia telah menjadi negara terbesar ketiga yang melakukan vaksinasi di kawasan Asia setelah RRT dan India. (***)

Discussion about this post