Simada News
Minggu, 6 Juli 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
ADVERTISEMENT
Home Sudut Pandang

Batu Kuburan pun Dimasalahkan dan Digebuki

Simadanews.com by Simadanews.com
30 Juni 2021 | 08:35 WIB
in Sudut Pandang
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Eduardus B. Sihaloho, S.Ag

 

Di Surakarta (Solo) baru-baru ini ada kejadian yang viral, yakni ada sepuluh anak SD merusak kuburan orang-orang Kristiani. Pengrusakan 12 makam itu terjadi di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasarkliwon, Kota Surakarta. Apa masalahnya? Tidak jelas apa yang menjadi masalahnya, sehingga anak-anak itu melakukan perusakan tersebut. Namun bisa dicermati bahwa tindakan anak-anak tersebut bukan tindakan atas inisiatif mereka sendiri. Pasti ada orang yang menyuruh atau memerintah. Patut diduga bahwa karena mereka adalah murid-murid sebuah sekolah, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa tindakan anak-anak tersebut dikomando atau diperintah oleh guru-guru mereka.

Korban dari perusakan anak-anak SD itu adalah batu-batu kuburan. Sebenarnya batu kuburan itu melakukan kesalahan apa, sehingga harus “digebuki”, dirusak, dicabut, dibuang akhirnya berantakan. Secara normal seseorang atau sekelompok orang melakukan perusakan terhadap sesuatu atau membunuh seseorang pasti dilatarbelakangi oleh sesuatu hal yang membuatnya sakit hati, tersinggung atau dendam. Namun kalau kita mengamati dan mencermati kejadian perusakan makam-makam orang-orang Kristiani di Surakarta tersebut, kenapa batu-batu penutup orang-orang yang meninggal itupun harus dipermasalahkan dan dikorbankan? Apakah batu-batu nisan itu mengganggu mereka atau persoalan yang lebih parah: apakah mereka diganggu oleh batu-batu makam itu? Tapi menurut penulis hal itu tidak mungkin, sebab batu-batu itu sudah berhenti di tempat itu dan tidak ada yang menggerakkan untuk mengganggu orang lain.

Memang batu-batu kuburan itu berbuat apa kepada manusia-manusia yang hidup? Apakah batu-batu kuburan itu bisa mengganggu orang-orang yang merusak itu, atau meributi, atau menghina mereka? Dari tindakan orang-orang yang melakukan perusakan kuburan itu dan orang-orang yang memerintahnya jelas tampak kesesatan berpikir. Kenapa dikatakan kesesatan berpikir? Karena pihak atau korban yang mengalami perusakan itu tidak melakukan apa-apapun kepada si pelaku. Artinya, pihak-pihak yang memerintah dan pelaku berpikir bahwa benda mati yang berupa kuburan atau salib yang dirusak itu mampu membahayakan mereka, sehingga mereka mengambil tindakan agar mereka pada akhirnya tidak menjadi korban. Padahal secara nyata tidak ada tindakan yang bisa dilakukan oleh “korban” tersebut kepada si pelaku. Hanya simbol salib yang dipasang di makam itu mampu menggelisahkan hati dan pikiran mereka. Pelaku dan pihak yang menyuruh merasa bahwa salib-salib mengganggu mereka bahkan mungkin bisa mengacaukan kedirian dan kepribadian mereka.

Dalam pengamatan secara umum tanpa melalui penelitian yang akurat pun bahwa anak-anak yang melakukan tindakan perusakan pastilah tidak secara mandiri diiniasi oleh para pelaku. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah guru-gurunya yang mengajarkan kepada mereka untuk melakukan tindakan yang demikian. Pada peristiwa ini ditunjukkan bahwa guru-guru mereka memperalat anak-anak sekolah itu untuk mewujudkan aksinya sebagai buah dari rancangan-rancangan pikiran mereka. Tindakan para guru yang mem-brain washing otak anak-anak tersebut merupakan perilaku brutal, yang semestinya tidak boleh dilakukan. Hal itu tidak saja mempermalukan guru-guru tersebut, tetapi yang paling inti adalah guru-guru itu merusak mental, kepribadian, dan pemikiran anak-anak tersebut. Cara guru-guru itu menaburkan bibit-bibit intoleransi di dalam memori anak pelaku tindakan kejahatan tersebut dan di tengah masyarakat. Di masa mendatang, apabila mereka yang melakukan tindakan perusakan tersebut tidak ditangani dengan baik akan menjadi pelaku-pelaku tindakan radikal dan teror di tengah masyarakat. Hal itu pasti akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dan bisa menjadi penyebab perpecahan masyarakat.

Secara filosofis apa yang menjadi sasaran tindakan perusakan anak-anak tersebut adalah benda, barang, batu, yang dalam dirinya (in se) sama sekali tidak berbahaya atau menyebabkan akibat buruk apapun bagi manusia. Apalagi yang dimakamkan dalam makam-makam yang dirusak itu tidak dapat berbuat apapun sama sekali, apalagi untuk manusia. Menurut pemberitaan media bahwa yang dirusak dan dibuang adalah salib dari makam-makam itu. Memangnya tanda salib itu berbuat apa bagi orang-orang yang tidak suka dengannya? Salib-salib kuburan itu digeser, dipecahkan, dirusak dan akhirnya berantakan. Sebenarnya apa salahnya salib-salib itu, sehingga mereka harus merusaknya. Mengapa mereka harus merusak dan membuang batu-batu kuburan itu? Mengapa batu-batu kuburan itu harus dipermasalahkan dan “digebuki”? Perusakan itu pasti dilatarbelakangi oleh keyakinan dan ideologi yang melatarbelangi mereka. Terserah apakah keyakinan dan ideologi mereka

bertentangan atau menolak hal-hal yang demikian. Namun tindakan perusakan masuk dalam katergori tindakan kejahatan berkaitan dengan ideologi-keyakinan.

 

Eduardus B. Sihaloho, S.Ag, adalah alumnus Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan dan sekarang bekerja di Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai-Sumatera Utara.

 

Share221Tweet138Pin50

Berita Terkait

PILKADA 2024, ANAK MUDA BISA APA?

02/07/2024

PEMILU  Tahun 2024 sudah selesai, sebentar lagi pemilihan kepala daerah yang hakikinya dilaksanakan sekali setiap lima tahun akan dimulai. Secara...

Aspek Positif dan Negatif dari Perubahan Umur Calon Presiden dan Wakil Presiden

04/06/2024

PEMILIHAN Presiden pertama kali di Indonesia bukan dari pemilihan umum yang langsung dipilih oleh rakyat. Pemilihan Presiden pada awal tahun...

Prof Dr Heri Budi Wibowo

Indonesia Menuju Swasembada Pangan dan Makan Siang Gratis dengan Modifikasi Cuaca

17/05/2024

KETAHANAN pangan menjadi salah satu sasaran program jangka Panjang pemerintah sampai tahun 2040 menuju Indonesia emas. Target utama dari ketahanan...

Pematangsiantar Butuh Pemimpin Berani dan Akses Alternatif Hadirkan Dana Pembangunan

16/04/2024

SimadaNews.com-Pemilihan kepala daerah, termasuk di Kota Pematangsiantar, menjadi sorotan pada tahun ini. Sejumlah calon wali kota potensial telah mulai muncul...

Selamat Datang Era Legitimasi Vs Legalitas

16/02/2024

PUJI Syukur pada Sang Ilahi ! Pemilu Serentak 2024 sampai saat ini berjalan sesuai agendanya.. Ternyata jnggulan pilihan politik perwakilan...

Tolak Masa Jabatan Kades 8 Tahun!

13/02/2024

SimadaNews.com-Revisi UU Desa telah sampai kepada tahap pembahasan tingkat I oleh DPRRI melalui Baleg dengan Pemerintah dalam hal ini Kementerian...

Berita Terbaru

News

Wali Kota Pematangsiantar Hadiri FGD Bersama Gubernur Sumut Bahas Sekolah Lima Hari dan Program Sekolah Gratis

5 Juli 2025 | 21:08 WIB
News

Semangat Kemerdekaan Menggelora, DPC PROGIB Simalungun Gelar Turnamen Gebyar HUT RI ke-80

5 Juli 2025 | 20:51 WIB
News

Tolak Mobil Dinas Rp2,3 Miliar, Bupati Labuhanbatu Tuai Apresiasi PMII: Kebijakan di Luar Nalar!

5 Juli 2025 | 19:09 WIB
News

Lewati Empat Putaran Pemilihan, Pdt Jan Hotner Saragih Terpilih jadi Sekjen GKPS

5 Juli 2025 | 13:05 WIB
News

Pdt John Christian Saragih Terpilih sebagai Ephorus GKPS dalam Sinode Bolon Ke-46

4 Juli 2025 | 23:07 WIB
News

Tolak Konversi Kebun Teh ke Sawit, Minta PTPN IV Hentikan Rencana Tanam Ulang

4 Juli 2025 | 14:29 WIB
News

Pengurus KONI Pematangsiantar 2025–2029 Resmi Dilantik, Siap Tingkatkan Prestasi Olahraga

3 Juli 2025 | 20:19 WIB
News

Pemkab Samosir Gelar Rapat Lanjutan Penyusunan Ranperda Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

3 Juli 2025 | 19:42 WIB
News

Kejar Pangulu Banjar Hulu yang Kabur Lompat ke Sungai,  Calon Jaksa Hanyut

3 Juli 2025 | 12:57 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar Sambut Mubes XXIX GPDI: Momentum Strategis Hadapi Tantangan Zaman

3 Juli 2025 | 09:32 WIB
News

Tukang Servis HP Hampir Dipenjara, Kini Bebas Berkat Restorative Justice Kejari Simalungun

3 Juli 2025 | 08:44 WIB
News

Ketua SMSI Sumut Apresiasi Kinerja Polda Sumut di HUT Bhayangkara

2 Juli 2025 | 23:49 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba

slot gacor
slot gacor
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba